Sukses

Saat Harga Avtur di Dunia Naik, Pertamina Justru Beri Diskon

Dalam hitungan Pertamina, kenaikan harga avtur di dunia kurang lebih di angka 1,31 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menurunkan harga avtur sebesar 5,23 persen terhadap harga riil dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan harga avtur tersebut akan diberlakukan di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. 

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, penurunan harga avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta mulai berlaku pada 1 Oktober 2015. "Ini merupakan langkah awal untuk penyesuaian harga avtur di Indonesia,” kata Wianda, di Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Pada dasarnya, harga avtur di pasar global saat ini sebenarnya sedang mengalami kenaikan. Dalam hitungan Pertamina, kenaikan harga avtur di dunia kurang lebih di angka 1,31 persen.

"Namun Pertamina mampu melakukan langkah efisiensi untuk memastikan harga avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta yang melayani lebih dari 40 persen kebutuhan avtur nasional tersebut dapat ditekan," jelasnya.

Wianda melanjutkan, dua langkah utama yang dilakukan oleh Pertamina dalam proses efisiensi tersebut adalah penggunaan vessel lebih besar sehingga shipping cost dapat lebih efisien. Selain itu perseroan juga melakukan optimasi inventory untuk ketahanan stok avtur di Bandara Soekarno-Hatta sehingga biaya inventory menjadi lebih rendah.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyatakan harga bahan bakar pesawat terbang (avtur) yang dijual oleh Pertamina masih bisa diturunkan hingga 12 persen.

Menurut Rizal, harga avtur yang dijual perusahaan plat merah tersebut saat ini tergolong tinggi jika dibandingkan harga internasional. Sehingga wajar jika pemerintah meminta Pertamina menurunkan harga tersebut. "Memang harga avtur yang djual Pertamina lebih mahal dari harga internasional, sekitar 122 persen," ujar Rizal. 

Tingginya harga avtur tersebut, lanjut Rizal, salah satunya disebabkan oleh pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen. Jika besaran PPN ini bisa diturunkan bahkan dihilangkan, maka harga avtur juga bisa diturunkan. "Memang ada komponen PPN, 10 persen. Mestinya harga avtur itu bisa dikurangi paling tidak 12 persen," lanjut dia.

Untuk itu, Rizal meminta Pertamina mencari cara guna menurunkan harga avtur yang dijualnya. Dengan demikian diharapkan industri penerbangan nasional bisa lebih kompetitif dengan negara lain.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk juga menilai bahwa harga avtur yang dijual Pertamina perlu disesuaikan agar lebih murah. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, M Arif Wibowo mengatakan, harga avtur telah turun mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Namun, karena avtur yang digunakan berasal dari impor maka harganya belum sesuai dengan negara lain.

"Harga avtur secara mendasar turun pada di tahun ini. Tetapi kita net importir untuk avtur hingga harga avtur di Indonesia masih perlu disesuaikan lagi," kata Arif. (Pew/Gdn)

Video Terkini