Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih memiliki daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Investor memiliki aspek lain yang bisa dijadikan pertimbangan untuk menanamkan modalnya meski perekonomian sedang melemah.
"Soal investasi tidak perlu cemas karena ada variabel, ada banyak aspek lain pertimbangan investor," kata Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Desa, Ahmad Erani Yustika, dalam diskusi yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Erani menyebutkan kelebihan Indonesia yang dijadikan pertimbangan investor adalah ketersediaan bahan baku, dengan penduduk yang banyak Indonesia menjadi pasar yang besar dan penduduk Indonesia kebanyakan berusia produktif sehingga tenaga kerja terjamin.
"Ketiga prospek mendapatkan tenaga kerja dengan kualitas dan jumlah memadai, itu pertimbangan investor," tutur Erani.
Ia mengungkapkan, perlambatan perekonomian hanya memberi pengaruh 15 persen pada niat investor. Untuk itu, pemerintah perlu mengendalikan kelebihan Indonesia tersebut agar tercipta iklim yang kondusif.
"Yang paling pokok pemerintah mengendalikan jangkauannya, saat ini penyediaan infrastrutur memadai, iklim usaha makin bagus itu sudah dilakukan pemerintah saat ini, kalau faktor masih jangkauan pemerintah dikendalikan faktor 15 persen tertutup, meskipun makro ekonomi mengalami perlambatan itu tidak berarti," pungkasnya. (Pew/Ndw)*