Sukses

BI Kini Punya Kantor Perwakilan di Sulawesi Barat

Kantor perwakilan BI dil Sulawesi Barat untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) resmi membuka Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada 1 Oktober 2015 bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, di Mamuju, Sulbar.

Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, disaksikan oleh Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, didampingi oleh para pimpinan daerah tingkat II se-Provinsi Sulbar.

Pembukaan ini merupakan wujud nyata komitmen BI dalam mendukung perekonomian daerah.Sebagai provinsi ke-33 di Indonesia, Sulawesi Barat (Sulbar) memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yakni sebesar 8,7 persen (yoy) pada triwulan II-2015. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan rata-rata nasional yang tercatat sebesar 4,67 persen (yoy).

Bahkan, provinsi yang beribukota di Kabupaten Mamuju ini pernah tercatat sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 10,02 persen (yoy) pada triwulan III-2014 lalu. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif bagi prospek perekonomian Sulbar ke depan.

Sebelumnya, Bank Indonesia melalui KPwBI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang membawahi Provinsi Sulsel dan Provinsi Sulbar telah bekerjasama dengan sangat baik dengan Pemerintah Provinsi Sulbar. Hal ini terwujud dalam pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan semua kabupaten/kota, kerjasama melalui Nota Kesepahaman dengan Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) Sulbar, diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR), serta pengembangan sektor riil/UMKM dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Agus menegaskan komitmen BI untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi akselerasi reformasi struktural.

"Kehadiran BI di Provinsi Sulawesi Barat adalah untuk bersinergi sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dalam mengakselerasi reformasi struktural untuk membangun perekonomian daerah, termasuk dalam pengendalian inflasi dan perumusan kebijakan ekonomi daerah.", ujar Agus Martowardojo dalam keterangan tertulis, Jumat (2/10/2015).

Agus mengaku dirinya juga akan memastikan kelancaran peredaran uang berkualitas tinggi dalam jumlah dan pecahan yang sesuai dengan kebutuhan bertransaksi di masyarakat, serta mengembangkan layanan transaksi pembayaran non tunai hingga ke seluruh pelosok Sulawesi Barat untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat agar terhubung dengan sistem keuangan dan lembaga keuangan formal.

Dalam kaitannya dengan tugas BI di bidang stabilitas sistem keuangan, Agus juga menuturkan komitmen BI untuk membantu Pemerintah Daerah dalam menjaga sistem keuangan di daerah agar tetap kondusif bagi pembangunan ekonomi.

Caranya dengan melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap sumber-sumber kerentanan yang berpotensi menimbulkan risiko dan ketidakseimbangan pada sistem keuangan.

"Tidak ketinggalan, kami juga akan berkontribusi secara aktif dalam upaya pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Provinsi Sulawesi Barat, terutama yang terkait dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi unggulan seperti Kakao dan produk turunannya yang bernilai tinggi seperti Cocoa Butter ataupun kosmetik dan makanan jadi," tambah Agus.

Agus menekankan, tantangan perekonomian tidak semakin mudah ke depan sehingga diperlukan koordinasi, kerjasama, dan kolaborasi yang efektif di antara para pemangku kepentingan, dan Bank Indonesia akan turut serta. "Dengan demikian kehadiran Bank Indonesia membawa manfaat optimal bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Barat", pungkas dia. (Yas/Ahm)