Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang menghitung peluang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar yang saat ini dijual seharga masing-masing Rp 7.300 dan Rp 6.900 per liter. Penyesuaian harga bisa dilakukan apabila perseroan mampu melakukan penghematan, terutama pada kegiatan operasional Pertamina.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengaku sudah berusaha meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional perseroan. Hal inilah yang sedang dikerjakan Pertamina mengevaluasi dan menghitung kembali harga BBM.
"Hitung lagi peluang yang bisa dilakukan penghematan. Selama ini kita sudah berusaha semaksimal mungkin meningkatkan efisiensi dan ruang itu selalu ada," ujar dia sebelum Rakor Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Mengenai potensi penurunan harga BBM Premium sampai di bawah Rp 7.000 per liter, Dwi menyatakan belum sampai pada pembahasan ke arah demikian. Mantan Dirketur Utama PT Semen Indonesia Tbk itu akan mengkaji opsi penurunan harga BBM untuk Premium dan Solar, meski Pertamina masih menanggung rugi karena menjual BBM di bawah harga keekonomian.
"Kita lihat dua-duanya, Premium pun kita cari efisiensinya. Premium yang dijual kemarin masih di bawah keekonomian. Nanti dilihat mana yang diturunkan (Premium atau Solar)," paparnya.
Walaupun begitu, Dwi melihat peluang paling besar untuk penurunan harga BBM ada pada Solar yang banyak dikonsumsi kalangan industri. "Sebenarnya kegiatan industri kan lebih banyak pakai Solar. Mungkin Solar yang punya peluang bisa lebih kita tekan," kata dia.
Â
Terpisah, Darmin sebelumnya mengatakan, paket kebijakan ekonomi III akan diumumkan pada pekan depan. "Iya nanti mungkin Selasa, mungkin Rabu. Tapi kami akan rapat untuk identifikasi," tandasnya. (Fik/Ndw)
Harga Premium dan Solar Bisa Turun di Oktober
Pertamina tengah mengevaluasi dan menghitung kembali harga jual BBM.
Advertisement