Sukses

Indonesia dan Malaysia Sepakat Bentuk Organisasi Sawit

Indonesia dan Malaysia menjalin kerja sama di sektor sawit agar komoditas tersebut tidak mengalami nasib yang sama seperti komoditas gula.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Malaysia sepakat untuk membentuk organisasi kelapa sawit yakni Council Palm Oil production Country. Tujuannya, untuk meningkatkan pemanfaatan kelapa sawit serta mendorong peningkatan produk turunan sawit.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli usai melakukan pertemuan bilateral dengan pemerintah Malaysia.

"Kami berharap organisasi resmi akan dibentuk saat nanti pertemuan antara Perdana Menteri Malaysia dan Presiden Indonesia. Detilnya belum bisa dijelaskan saat ini," kata dia, Jakarta, Sabtu (3/10/2015).

Dalam pertemuan tersebut Rizal bilang dua negara sepakat jika kelapa sawit merupakan komoditas strategis. Maka dari itu, dia bilang perlu kebijakan yang baik untuk jangka panjang.

Harapannya, tidak mengalami nasib yang sama dengan komoditas gula yang dulu pernah berjaya. Namun kini harus impor.

"Kenapa dari segi penciptaan lapangan pekerjaan, dari segi pendapatan devisa, peningkatan kesejahteraan 50 persen petani sawit adalah petani kecil," ujarnya.

Kemudian, dia menuturkan kedua negara sepakat melakukan harmonisasi standar dua negara. Lalu memperbaiki peningkatan kualitas pengembangan kelapa sawit.

"Keempat memperbaiki research palm oil untuk tingkatkan nilai tambahnya. Kita juga akan mendukung untuk membangun green economic zone untuk beri nilai tambah dan produk turunan palm oil," tandas dia. 

Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia juga telah sepakat meningkatkan kerjasama di sektor industri hilir minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam pertemuan bilateral yang digelar di Kuala Lumpur pada Kamis, 27 Agustus 2015 lalu.

Dalam pertemuan tersebut kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama dalam menghadapi skenario ekonomi global, serta dampaknya terhadap permintaan produk-produk minyak sawit dari negara-negara pengimpor utama.

Rizal Ramli mengatakan, sebagai dua produsen utama minyak sawit dunia dengan pangsa pasar 85 persen, penting bagi kedua negara untuk bekerja sama memaksimalkan posisi tersebut.

“Dalam konteks ini, kedua negara sepakat menggali langkah-langkah manajemen pasok pada saat harga komoditas tersebut turun. Kedua negara juga sepakat bekerja sama memperbaiki persepsi masyarakat mengenai minyak sawit, termasuk kandungan nutrisi serta produksinya yang berkelanjutan,” katanya. 

Rizal Ramli menambahkan, pertemuan tersebut juga membahas kerjasama untuk membantu petani kecil dalam menghadapi tantangan global. Hal ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus menggali upaya bersama dalam menjamin pendapatan bagi petani kelapa sawit kedua negara. 

“Upaya ini sejalan dengan semangat kerja sama dan pertumbuhan inklusif ASEAN," ucap Rizal Ramli.

Menurut Rizal Ramli, kedua negara sangat mendukung inisiatif untuk mempromosikan investasi lintas batas dalam pembangunan industri minyak sawit, termasuk proposal yang diajukan Felda Global Ventures di Malaysia dan PT Eagle High Plantations Tbk di Indonesia untuk menggali peluang di sektor hilir. (Amd/Gdn)

Video Terkini