Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberi sinyal akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal pekan ini. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah hati-hati dalam memutuskan kebijakan ini.
"Menurut saya, Ini (penurunan harga BBM) harus hati-hati,"kata Pengurus Harian YLKI Daryatmo saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (4/10/5/2015).
Baca Juga
Dia menyebutkan, kebijakan harga BBM dipengaruhi dua faktor yaitu pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dia khawatir saat pemerintah menurunkan harga BBM, kemudian setelah itu dilakukan konsumsi BBM akan menanjak.
Advertisement
Akibatnya impor BBM naik sehingga rupiah kian tertekan. Pasalnya saat ini Indonesia harus mengekspor minyak mentah dan BBM untuk memenuhi kebutuhan energi nasional akibat terus turunnya produksi dan cadangan minyak.
"Yang kedua, kebijakan ini membuat kesungguhan pemerintah menekan subsidi BBM akan dipertanyakan lagi karena yang menikmati subsidi ini kan orang kaya," ungkapnya.
Jika pemerintah ingin menaikkan daya beli masyarakat, Daryatmo menilai, caranya bukan dengan menurun harga BBM tapi dengan mengurangi setoran pajak.
"Karena kalau BBM itu kan impor. Lagipula kalau harga BBM turun, siapa yang jamin harga barang akan ikut turun," ungkapnya.
Hal lain yang juga harus menjadi perhatian pemerintah adalah pergerakan harga minyak dunia yang bisa saja naik secara tiba-tiba. "Kalau harga minyak naik, subsidi BBM juga ikut membengkak," ujar Daryatmo. (Ndw/Igw)