Liputan6.com, Jakarta - Dua hari terakhir ini, [nilai tukar rupiah]92334013 "") perlahan bangkit dari keterpurukan. Kurs rupiah bahkan sempat menyentuh level 14.100 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (6/10/2015). Penyebabnya karena isu kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserves berangsur-angsur mereda.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, penguatan nilai tukar rupiah utamanya dipicu karena minimnya ketidakpastian penyesuaian Fed Fund Rate. Sehingga mengangkat hampir seluruh mata uang terhadap dolar AS.
"Terjadi karena dua hal, pertama karena global dan kedua tidak adanya permintaan (dolar AS) luar biasa dari domestik. Sekarang ini isu kenaikan tingkat bunga AS makin kecil atau hilang sehingga membuat semua mata uang menguat, termasuk rupiah yang sudah undervalue dan bursa saham kita," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Â
Menurut Bambang, penguatan kurs rupiah diperkirakan akan berlangsung sampai isu kenaikan suku bunga dari Bank Sentral AS kembali mencuat. Dia memprediksi kebijakan tersebut akan dilakukan The Fed pada tahun depan.
"(Penguatannya) sampai isu kenaikan tingkat bunga The Fed muncul lagi. Lebih besar kemungkinan isunya di 2016, karena kalau tahun ini tidak terlalu besar kemungkinannya," terangnya. (Fik/Ndw)
Menkeu Bambang Sumringah Lihat Rupiah Perkasa
Dua hari terakhir ini, nilai tukar rupiah perlahan bangkit dari keterpurukan.
Advertisement