Liputan6.com, Jakarta - Setelah terus berada pada tren pelemahan dalam beberapa bulan terakhir, kini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan sejak kemarin.
Pengamat ekonomi Insitute for Development for Economic and Finance (Indef), Dzulfian Syafrian menilai menguatnya nilai tukar rupiah ini hanya akan berlangsung sementara.
"Ini hanya sementara karena menguatnya bukan karena rupiah, tetapi karena dolar yang melemah. Yang menguat bukan hanya rupiah saja, tetapi mata uang negara lain juga," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Advertisement
Menurutnya, penguatan rupiah ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal, bukan internal sehingga sangat tergantung pada kondisi global.
"Kita belum bisa lihat pastinya. Kita lihat seminggu ke depan, apakah permanen? Tapi kita lihat ini karena faktor eksternal. Jadi masih tergantung langkah pemerintah. Masyarakat harus menunggu beberapa waktu ke depan untuk memastikan bahwa penguatan rupiah ini akan menunjukkan tren positif," kata dia.
Dzulfian menyatakan, masyarakat harus menunggu dalam beberapa waktu ke depan untuk memastikan bahwa penguatan rupiah ini akan menunjukan tren positif.
"Nanti tergantung, dalam waktu dekat akan ada data realisasi seperti di bidang otomotif. Kalau buruk maka akan berdampak buruk pada rupiah. Sekarang masyarakat masih wait and see apa yang akan terjadi ke depan," tandasnya. (Dny/Zul)*