Sukses

Usul Pengusaha untuk Tekan Biaya Logistik

Pengusaha logistik minta pemerintah untuk menghapuskan biaya administrasi untuk menekan biaya logistik.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha logistik nasional menilai penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sebesar Rp 200 tidak akan berdampak signifikan kepada biaya transportasi dan logistik.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, bila pemerintah ingin menurunkan biaya logistik terutama pada angkutan darat, lebih baik dilakukan dengan menghapuskan biaya-biaya administrasi yang biasa dikenakan pada kendaraan seperti truk pengangkut barang.

"Lebih baik anggaran penghematan Rp 200 per liter itu dipakai untuk menghapuskan biaya KIR untuk truk," ujar Zaldy di Jakarta, Sabtu (10/10/2015).

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menertibkan pungutan-pungutan yang selama ini semakin membebani angkutan logistik. Terlebih lagi pungutan-pungutan tersebut dinilai tidak dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan logistik.

"Pungutan-pungutan di bandara dan pelabuhan masih banyak. Pemerintah perlu melakukan penghapusan," lanjut dia.

Penghapusan kedua komponen biaya ini, lanjut Zaldy, akan jauh lebih terasa manfaatnya bagi kegiatan logistik dibandingkan penurunan harga solar sebesar Rp 200 per liter. "Hal ini lebih berdampak dari pada harga solar yang turun Rp 200," tutur Zaldy.

Seperti diketahui, harga solar bersubsidi mulai hari ini turun Rp 200 dari Rp 6.900 menjadi Rp 6.700. Penurunan harga tersebut merupakan bagian dalam paket kebijakan jilid III yang dikeluarkan oleh pemerintah pada Rabu 7 Oktober 2015. (Dny/Ahm)*