Liputan6.com, Singapura - Harga emas mendekati level tertinggi dalam 3,5 bulan pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal itu lantaran data China dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunganya pada 2015.
Harga emas di pasar spot mantap berada di level US$ 1.183,21 per ons, dan menyusul reli dalam empat hari. Harga emas sempat berada di level US$ 1.190 pada Selasa, dan tertinggi sejak 22 Juni.
Baca Juga
Harga emas terus naik lantaran data ekonomi AS yang dirilis pada Rabu waktu setempat. Harga produsen sempat mencatatkan penurunan terbesar dalam 8 bulan sedangkan penjualan ritel AS naik pada September. Investor yakin kalau ekonomi AS lesu didorong ekonomi global melemah dapat mendorong bank sentral AS tak menaikkan suku bunganya pada tahun ini.
Advertisement
Sementara itu, data China menunjukkan kalau indeks harga konsumen cenderung melemah pada September. Diikuti dengan penurunan harga produsen. Sentimen data ekonomi itu membantu kenaikan harga emas.
"Ritel penjualan AS dan inflasi dikombinasikan dengan data China telah meningkatkan optimisme investor soal kenaikan suku bunga sehingga mendorong harga emas," ujar Analis HSBC James Steel seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/10/2015).
Sementara itu, Direktur Elliott Management Paul Singer mengatakan, setiap institusi harus menginvestasikan sekitar 5-10 persen dalam bentuk emas untuk melindungi suku bunga bank sentral AS rendah.
Dalam riset www.fortisasiafutures.com disebutkan kalau berdasarkan chart harian pada awal perdagangan, harga emas masih bergerak naik dan bergulir kuat di atas rata-rata pergerakan harian selama 20 hari dan 50 hari.
"Logam tersebut masih cenderung bergerak naik. Stochastic masih berada di area overbought. Resistance dan support berada di harga 1.205-1.144,10," tulis riset tersebut.
Saat ini investor menunggu rilis dari indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis Kamis malam nanti. Data tersebut akan memberikan indikasi lebih lanjut apakah bank sentral AS bisa menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun.Harga emas melonjak lebih dari US$ 10 per ons pada perdagangan kemarin, dan mencapai level harga tertinggi dalam empat bulan. Investor mulai mengalihkan asetnya di tengah muramnya data ekonomi global.
Lonjakan emas bertepatan dengan aksi jual dolar AS setelah rilis laporan penjualan ritel AS dan harga produsen untuk periode September. Penjualan ritel naik 0,1 persen namun rilis data untuk indeks harga produsen merosot 0,5 persen pada September. Selama 12 bulan terakhir, harga produsen telah turun 1,1 persen. (Ahm/Igw)*