Liputan6.com, Singapura - Harga emas jatuh pada perdagangan Jumat (16/10/2015) sehingga memangkas keuntungan setelah mencapai level tertinggi dalam 3,5 bulan ini. Pelemahan harga emas ini didorong dari data inflasi Amerika Serikat (AS) dan klaim pengangguran. Ditambah penguatan dolar AS terbesar dalam empat minggu ini.
Harga emas turun tipis 0,4 persen menjadi US$ 1.177,80 per ounce waktu Singapura. Harga emas sempat sentuh level tertinggi 3,5 bulan di level US$ 1.190,63 pada sesi sebelumnya.
Data ekonomi AS mulai dari inflasi dan klaim pengangguran AS relatif turun telah mempengaruhi pergerakan harga emas. Pelaku pasar memperkirakan harga emas dapat menguat mendekati level US$ 1.200 per ounce.
Advertisement
"Investor fokus terhadap penundaan kenaikan suku bunga AS telah mempengaruhi harga emas. Emas dapat menguat ke level tinggi lagi tetapi cenderung bertahan di level resistance US$ 1.200," tulis riset HSBC seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (16/10/2015).
Ada pun harga emas kehilangan dukungan dari pasar fisik. Permintaan emas cenderung menurun karena reli harga emas baru.
Dalam riset www.fortisasiafutures.com menyebutkan, kalau harga emas mereda di perdagangan sesi Asia, dan melakukan aksi ambil untung. Data ekonomi yang dirilis semalam, biro statistik tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menyatakan kalau indeks harga konsumen turun sebesar 0,2 persen pada September.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve akan memakai pendekatan data makro ekonomi untuk menentukan apakah harus menunggu hingag 2016 untuk mengambil langkah kebijakan tingkat suku bunga.
"Saat ini terpantau pergerakan chart harian emas mulai datar masih bergulir di atas pergerakan rata-rata 20 dan 50 harian. Logam tersebut masih berpeluang untuk naik, stochastic masih berada di area overbought. Resistance dan support berada di harga US$ 1.191,10-1.146," jelas riset fortis asia futures. (Ahm/Igw)