Liputan6.com, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini tengah dilakukan kajian terahir antara Konsorsium BUMN Indonesia dengan pihak China. ‎Kajian tersebut dilakukan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menggugurkan proposal Jepang dengan pengajuan proyek yang sama.
Menteri BUMN, Rini Soemarno menjelaskan, proyek kereta cepat yang akan dimulai pada November 2015 ini nantinya akan menjadi kereta cepat pertama di ASEAN.Â
"Penduduk kita ini terbesar di ASEAN. Kita harusnya memimpin di ASEAN. Oleh karena itu kereta cepat Jakarta-Bandung harusnya ada pertama kali di Indonesia, dan Alhamdulillah kita akan wujudkan itu," kata Rini seperti yang ditulis, Sabtu (17/10/2015).
Bukan tanpa alasan Rini memilih China, dikatakannya banyak keunggulan yang ditawarkan China. Selain proses pengerjaannya berskema business to business‎ (b to b) sehingga tidak menggunakan anggaran negara, China juga menjanjikan transfer teknologi dan penggunaan komponen lokal mencapai 60 persen.
"Kereta cepat Jakarta Bandung itu 60 persen akan menggunakan komponen lokal dan akan menyerap tenaga kerja sekitar 39 ribu orang hingga 60 ribu orang, yang tentunya nanti masyarakat Jawa Barat akan mendapatkan partisipasi dalam membangunnya," tegas Rini.
Dalam pembangunannya nanti, Konsorsium BUMN yang dipimpin oleh PT Wijaya Karya (Persero) yang bekerjasama dengan pihak China menjanjikan melakukan pembinaan terhadap masyarakat sekitar stasiun pemberhentian.
Dengan adanya pembinaan itu, maka nantinya kegiatan ekonomi di wilayah yang dilakui kereta cepat akan meningkat, dan memberi kontribusi dalam pembangunan ekonomi Jawa Barat khususnya dan ekonomi nasional lebih umumnya‎.
Adanya transfer tekhnologi dan mempekerjakan masyarakat sekitar Jawa Barat juga diharapkan nantinya Indonesia mampu membuat kereta cepat dengan komponen lokal lebih tinggi untuk relasi atau jalur yang lain.
"Setelah saya lihat jalur, harusnya nanti kereta cepat Jakarta Bandung ini nyambung sampai ke Cirebon, Insya Allah pembangunan pertama ini putra-putri Indonesia bisa berpartispasi dalam mebangun jadi nanti bisa membangun untuk jalur selanjutnya," tutup Rini.
Sebelumnya, Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, perusahaan konsorsium BUMN yang akan membaungun kereta cepat Jakarta Bandung, Sahala Lumban Gaol mengungkapkan, konsorsium BUMN Indonesia dengan China optimistis dapat menggarap proyek kereta cepat Jakarta Bandung dalam kurun waktu tiga tahun.
Sebab, pembebasan lahan sudah selesai karena menggunakan lahan jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk dan tanah di daerah Walingi milik PT Perkebunan Nusantara VIII.
"Launching akan dimulai pada 9 November 2015. Ini harus saya katakan rencana. Sedangkan target selesai proyek akhir 2018 dan masuk tahapan komersial di kuartal I 2019," ucap dia.
Sahala pun mengaku, harga tiket untuk bisa merasakan perjalanan dengan kereta cepat Jakarta-Bandung ditaksir sebesar US$ 16 atau setara Rp 200 ribu per penumpang untuk satu kali perjalanan. (Yas/Gdn)
Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Berlanjut ke Cirebon
China menjanjikan transfer teknologi dan penggunaan komponen lokal mencapai 60 persen.
Advertisement