Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan Indonesia akan menghadapi tantangan berat ke depan soal pangan sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah maka lahan pertanian pun akan terus berkurang.
"Penduduk kita 250 juta jiwa. Dalam 10 tahun hingga 15 tahun ke depan akan menjadi 300 juta jiwa. Tantangannya pada saat itu, sawah akan berkurang. Kenapa sawah berkurang? Karena penduduk butuh tempat tinggal," ujarnya di Sumatera Selatan, Sabtu (17/10/2015).
Sejalan dengan itu dia mengatakan pasokan air terus berkurang. Padahal, kawasan hutan sebagai tempat penyedia air juga terus berkurang. Oleh sebab itu, JK menegaskan perlunya pengembangan teknologi untuk mengatasi permasalan pangan tersebut.
"Di sinilah perlu teknologi. Kita punya banyak tantangan. Penduduk bertambah, sawah berkurang. Teknologi, peralatan, bibit, pengairan yang baik itulah yang bisa mengatasinya," paparnya.
JK juga meminta kepada Badan Pusat Statistuk (BPS) untuk menghitung secara cermat kebutuhan pangan masyarakat. Hal tersebut untuk mendukung pencapaian swasembada beras.
"BPS harus hitung cermat karena berbahaya kalau tidak cermat. Salah orang tidak kasih makan kalau tidak cermat. Kita masih kurang. Kita bertekad untuk swasembada. Harus itu. 4 kuncinya pengairan, peralatan, teknologi, dan penyuluh yang baik," tandas dia.
Wapres Ungkap Tantangan Sektor Pangan
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada Badan Pusat Statistuk (BPS) untuk menghitung secara cermat kebutuhan pangan masyarakat.
Advertisement