Liputan6.com, Palembang - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan keberadaan pabrik gula (PG) yang sudah tua menjadi penghambat pemenuhan gula nasional. Selain tua, operasional pabrik-pabrik tersebut dinilai tidak efisien.
Direktur Tanaman Semusim, Nurnowo Paridjo menuturkan produktivitas pengolahan PG juga relatif rendah.
"Kalau di Thailand kapasitas 12 ribu ton cain per day (TCD) dikelola 200 orang. Di Indonesia, PG dengan kapasitas 3.000 TCD dikelola sampai 2.000 orang, 10 kali lipatnya," kata dia di Palembang, Minggu (18/10/2015).
Padahal, lanjut dia produktivitas tanaman tebu tak kalah dengan Thailand. Bahkan setiap satu hektare (ha) lahan perkebunan tebu, bisa menghasilkan 80 ton tebu.
"Produktivitas rata-rata tebu di Thailand 75 ton per ha. Di Indonesia, rata-rata sudah di atas itu sekitar 77 ton per ha diatas 80 per ha banyak. Persolannya kalau berkaitan rendemen memang PG masih sudah tua zaman Belanda dan manajemennya," jelas dia.
Maka dari itu, dia menuturkan pembangunan pabrik gula baru perlu segera dilakukan. Dia memperkirakan setidaknya untuk setiap pabrik investasi yang diperlukan mencapai Rp 5 triliun.
"Kalau pabrik dikelola dengan baik, kita tidak akan kalah dari negara lain," tandas dia. (Amd/Ndw)
Pabrik Sudah Uzur, Pemenuhan Gula Nasional Terhambat
Kementerian Pertanian mengakui keberadaan pabrik gula yang sudah tua menjadi penghambat pemenuhan gula nasional.
Advertisement