Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 1.000 orang pekerja PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga Tbk akan menggelar aksi mogok kerja selama tiga hari, mulai 28 Oktober 2015 hingga 30 Oktober 2015.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat mengatakan, aksi mogok ini sebagai bentuk kekecewaan para pekerja yang sebelumnya sempat dijanjikan diangkat menjadi pegawai tetap. Namun hingga saat ini para pekerja tersebut masih berstatus kontrak dan pekerja alih daya (outsourcing).
"Ada ketidakadilan dari Jasa Marga. Kami menagih janji yang diberikan. Kami minta karyawan kontrak diangkat menjadi pegawai tetap," ujar Mirah di kawasan Jalan Proklamasi, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Advertisement
Mirah menjelaskan, para pekerja di jalan bebas hambatan tersebut pada 2013 dijanjikan untuk diangkat menjadi pegawai tetap dalam 2 tahun ke depan. Namun ketika janji tersebut harusnya direalisasikan, Jasa Marga malah mendirikan anak perusahaan baru yaitu PT Jasa Layanan Operasi (JLO). Para pekerja pun kembali dialihkan ke anak perusahaan tersebut.
"Pada Agustus 2015 Jasa Marga dirikan JLO. Para pekerja yang seharusnya jadi pegawai tetap di JLJ malah dilempar lg ke JLO. Ini kita bicara soal janji. Mereka sudah bertahun-tahun bahkan ada yang sudah 5 tahun dan 10 tahun jadi pekerja outsourcing," kata dia.
Selain itu, dia juga meminta PT Jasa Marga Tbk untuk membatalkan pendirian PT JLO. Lantaran anak perusahaan baru ini tidak memiliki arah bisnis yang jelas dan dinilai hanya untuk menampung para pekerja ini.
"Kami minta pendirian PT JLO dibatalkan karena bisnisnya tidak jelas. JLO ini mengambil ruas tol yang sudah dikelola oleh PT JLJ. Pengalihan ini menjadi praktek outsourcing terselubung. Ini melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 13," ujar Mirah.
Mirah memastikan, aksi mogok kerja tersebut akan mematikan operasional jalan tol lingkar luar Jakarta seperti jalan Jakarta-Cikampek, Jakarta Bogor, tol Tanjung Priok, tol bekasi, dan tol Tangerang.
"Pintu-pintu tol yang akan kami tutup antara lain Pondok Ranji, Pondok Pinang, Fatmawati, Ampera, Lenteng Agung, Kampung Rambutan, Pasar Rebo, TMII, Setu, Jati Asih, Jati Warna, Bintara, Cikunir, Cakung Barat. Kami juga sudah melapor ke Polisi di Jakarta Utara, Jakarta Timur, Bogor, Bekasi, Tangerang, Cikampek," ujar Mirah. (Dny/Ahm)