Sukses

TKI Ini Antusias Dapat Berangkat Tanpa Biaya Penempatan

Sejumlah TKI tidak dipungut biaya proses penempatan oleh perusahaan pengerah Tenaga Kerja Indonesia swasta.

Liputan6.com, Jakarta - Wajah ceria tergambar pada wajah-wajah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pamitan kepada Kepala BNP2TKI Nusron Wahid untuk berangkat bekerja ke Taiwan.

Kegembiraan itu terpancar dari wajah Lukman, Dian Oktoria, Jami dan Warno. Mereka adalah bagian dari 200 orang TKI yang akan bekerja di Compaq Manufacturing Taiwan, yang akan diterbangkan secara bertahap, mulai Senin, 19 Oktober 2015.

Warno (36 tahun) TKI asal Madiun salah satu perwakilan TKI yang akan berangkat dan bekerja di Compaq mengapresiasi BNP2TKI. Hal itu karena dalam proses penempatan tidak dipungut biaya sepeserpun oleh Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang memberangkatkannya.

"Karena Bapak sudah melakukan perbaikan dalam proses penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.  Kami juga berterima kepada PT Pademangan Semesta Lestari yang memproses dengan profesional dan ikhlas sehingga kami dapat berangkat ke Taiwan sesuai yang dijadwalkan," ujar Warno.

Lukman (28 tahun) dan Jami, secara bergantian mengatakan senang sekali sudah akan diberangkatkan. Mereka juga membenarkan gaji pokoknya sesuai Perjanjian Kerja (PK) sebesar 2.008 dolar Taiwan per bulan, mereka bekerja 4 hari kerja, 2 hari libur per minggu, dan pada saat libur akan dipergunakan untuk bekerja lembur.

Saat ditanya berapa nanti yang diterima dari gaji pokok dan lembur, Lukman dan Jami menjelaskan, besaran upah yang akan diterima sebesar 28.000 dolar Taiwan, atau setara Rp 12,04 juta per bulan.

Para TKI ini sama sekali tidak dipungut biaya untuk proses penempatannya di Taiwan. Hal ini  diketahui pada waktu acara Pelepasan TKI zero cost (tanpa biaya) yang diproses oleh PPTKIS Pademangan Semesta Lestari di Tangerang, Minggu 18 Oktober 2015.

Warno juga berharap proses penempatan zero cost ini dapat diikuti oleh PPTKIS lainya agar dapat menerapkan zero cost untuk bidang pekerjaan lainya. Warno berpesan kepada sesama TKI, agar ketika bekerja ke luar negeri supaya dapat menghemat, bergaul dengan benar, agar ketika kembali ke Indonesia menjadi makmur.

Sementara itu, Kabag Humas BNP2TKI Haryanto menerangkan, oleh negara-negara lain yang mengisi pasar kerja untuk bidang elektronik ini, tenaga kerja yang dikirim sudah pada level sarjana.

"Oleh karena itu Indonesia untuk bersaing dengan negara lain tersebut, harus meningkatkan kompetensi calon TKI maupun tingkat pendidikan calon TKI," kata Haryanto. (/Ahm)