Sukses

Bergerak Mendatar, Rupiah Ditutup Menguat Tipis

Bergerak mendatar, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis perdagangan Senin (19/20/2015).

Liputan6.com, Jakarta - Bergerak mendatar, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (19/20/2015). Hal itu dikarenakan para pelaku pasar memilih untuk menunggu data-data ekonomi terbaru dari AS yang akan menjadi landasan transaksi.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di tutup menguat tipis 23 point di level 13.517 per dolar AS dibandingkan harga penutupan jumat pekan lalu di level 13.540. Pada perdangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran 13.488 hingga 13.580 per dolar AS.

"Penguatan rupiah mulai menghilang, rupiah saat ini cenderung sideway, menunggu market mover baru" Kata Ariston Tjendra Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo.

Ia juga mengatakan bahwa ada beberapa market mover pekan ini di antaranya pidato Ketua The Fed Janet Yellen pada 20 Oktober 2015 waktu setempat, dan juga data klaim pengangguran yang rencananya akan dirilis Kamis 22 Oktober 2015.

Data klaim pengagguran AS diperkirakan bertambah menjadi 266 ribu klaim dari rilis sebelumnya sebesar 255 ribu. Bertambahnya klaim penganguran AS berpotensi membuat mata Dolar AS menjadi lemah.

Sementara pada pekan kemarin, penguatan rupiah juga tidak begitu besar jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. "Kami tidak melihat penguatan rupiah baru baru ini akan terus berlanjut, karena ada banyak ketidakpastian global yang tersisa," kata Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Holdings Ltd di Singapura.

Memang, ketidakpastian ekonomi global bertambah besar setelah China mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi. Di kuartal III kemarin, pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 6,9 persen dari kuartal sebelumnya yang ada di angka 7 persen.

Namun meskipun turun, angka tersebut masih di atas konsensus dari para ekonomi yang memperkirakan bakal berada di angka 6,8 persen.

Sentimen negatif dari luar tersebut mampu ditahan dengan adanya sentimen positif dari dalam negeri. Adanya paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mampu menahan pelemahan nilai tukar rupiah. (Ilh/Gdn)