Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia sedikit bergerak pada perdagangan Selasa, karena penurunan produksi minyak Amerika Serikat dan terjadi keseimbangan kembali di pasar, perkiraan minyak Iran akan menambah pasokan.
Minyak Brent pada pengiriman Desember anjlok 17 sen ke US$ 48,44 per barel atau 0,4 persen.
Baca Juga
Sementara minyak mentah Amerika Serikat atau West Texas Intermediate juga turun 21 sen atau sekitar 0,5 persen.
Advertisement
"Pada Selasa, perdagangan minyak didominasi oleh transisi pada kontrak Desember untuk West Teexas Intermediate," tutur Analis Strategi Makro di Seaport GFlobal Securities, Richard Hastings dikutip dari reuters, Rabu (21/10/2015).
Harga minyak dunia jatuh sekitar 4 persen pada Senin, karena data ekonomi China menunjukkan, ekonomi negara itu tumbuh melambat, pada level terendah sejak 6 tahun terakhir selama 3 kuartal ketiga.
Pada laporan mingguan, minyak mentah AS produksinya tetap pada level 9,1 juta barel per day (barel per hari) sejak awal September, menurut data dari Lembaga Informasi dan Administrasi Energi AS, namun masih rendah dibanding April yang mencapai 9,6 juta barel per hari.
Vitol, trader minyak terbesar menyebutkan, harga minyak akan berupaya diperdagabngkan di atas US$ 60 barel pada tahun depan, sebagai efek dari rendahnya permintaan global, dan kembalinya minyak Iran dan biusa jadi minyak Libya.
Iran diharapkan bisa meningkatkan produksi minyaknya. Pejabat senior di Iran menagatakan, Tehran berencana untuk meningkatkan produksi 500.000 barel per day dalam seminggu dari sanksi lifting. Dan menjualnya ke konsumen di Asia dan Eropa.
Sementara Libya memproduksi 400.000 barel per hari. (Zul/Gdn)