Liputan6.com, Jakarta - Transaksi ekspor dan impor Indonesia diperkirakan menurun pada 2015 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan, hal ini merupakan dampak dari pelemahan ekonomi global yang terjadi sejak awal tahun.
"Jadi kenyataannya tahun ini ekspor impor mengalami kontraksi signifikan," ujar Thomas di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Baca Juga
Dia menjelaskan, impor Indonesia diperkirakan turun sebesar 17 persen pada 2015. Sedangkan ekspor sebesar 14 persen. Namun hal ini baru perkirakan sementara.
Advertisement
"Kami proyeksikan impor turun 17 persen dan ekspor turun 14 persen. Tapi itu hanya perkiraan saat ini. Snapshot. Itu year on year dari 2014 ke 2015," kata dia.
Meski ekspornya ikut mengalami penurunan, lanjut Thomas, namun dirinya yakin kinerja perdagangan Indonesia masih akan surplus."Tapi kita tetap mengalami surplus perdagangan. Kondisi memang sedang sulit. Hampir semua alami kontraksi," tandas Thomas.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mencapai US$ 7,13 miliar hingga September 2015. Surplus neraca perdagangan itu tertinggi sejak empat tahun terakhir.
Sedangkan neraca perdagangan pada September 2015 mengalami surplus mencapai US$ 1,02 miliar. Surplus itu disebakan kinerja ekspor mencapai US$ 12,53 miliar dan impor sebesar US$ 11,51 miliar. Kepala BPS Suryamin mengatakan, surplus neraca perdagangan lebih dikarenakan penurunan impor lebih besar dibandingkan ekspor. (Dny/Ahm)