Liputan6.com, Tokyo - Jepang terkenal sebagai destinasi wisata yang menarik. Negara tersebut mampu mengombinasikan antara budaya dengan inovasi teknologi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh industri pariwisata di kota Kyoto, Jepang.Â
Kota Kyoto terkenal sebagai tujuan wisata yang menawarkan budaya lama Jepang. Pada zaman dahulu, Kyoto adalah ibu kota negara Jepang. Di kota tersebut terdapat banyak kuil-kuil kuno, yang masih terawat hingga saat ini. Maka tak heran jika kota tersebut menjadi salah satu pilihan wisatawan asing saat berkunjung ke Jepang.Â
Namun ternyata banyaknya kunjungan wisatawan ke Kyoto tersebut justru menimbulkan masalah tersendiri. Dikutip dari NHK, Selasa (27/10/2015), seorang turis Belanda mengatakan bahwa sulit untuk menemukan akomodasi alias tempat untuk menginap di Kyoto. Karena sulitnya tersebut, selama liburan ia terpaksa harus tinggal di kota Osaka.
Keluhan tersebut tak hanya menimpa wisatawan saja, krisis akomodasi juga dikeluhkan oleh para pengusaha yang ingin melakukan perjalanan bisnis ke Kyoto.
Oleh karena itu, untuk memenuhi tingginya permintaan, para manajer hotel dituntut untuk kreatif. Salah satu hotel di kyoto pun harus merenovasi ruangan double bed, menjadi triple bed.
Perusahaan hotel lainya lebih memilih untuk membeli gudang tua, dan menyulapnya menjadi hotel dengan biaya yang sangat efisien. Renovasi tersebut hanya dilakukan dalam 8 bulan.
Saking tingginya kebutuhan akomodasi di Kyoto, ruangan seluas 140 meter persegi pun disulap menjadi hotel Kapsul, dimana para tamu hotel tidur di dalam kapsul-kapsul bertumpuk yang hanya cukup untuk sekedar merebahkan tubuh Anda.
"Pengalaman tinggal dalam sebuah kapsul, ini pertama kalinya bagi saya, tempat yang kecil, bersih, cukup menuhi kebutuhan saya," tutur seorang tamu hotel.
Bergairahnya industri pariwisata di jepang, membaut banyak hotel hotel di jepang melakukan renovasi untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. (Ilh/Gdn)
Intip Kreatifnya Industri Pariwisata di Jepang
Tingginya minat wisatawan yang melancong ke Jepang khususnya di kota Kyoto, membuat para manajer hotel untuk harus berpikir kreatif.
Â
Advertisement