Sukses

Pertagas Tak Mau Biaya Jasa Angkut Gas Dipangkas

Rata-rata margin yang diperoleh di transmisi dari biaya toll fee di Indonesia hanya 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Gas (Pertagas) meminta kepada Pemerintah untuk tidak memangkas biaya jasa penyaluran gas bumi melalui pipa (toll fee), untuk menurukan harga gas ke konsumen Indusitri sesuai dengan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III.

Sektretaris Perusahaan Pertagas, Aditama Sardjito mengatakan, Pertagas menyambut baik Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III tersebut. Semangat dalam paket kebijakan tersebut adalah efisiensi pada sistem distribusi gas serta pengurangan penerimaan negara.

“Namun, harapannya yang diturunkan adalah margin niaga gas bukan toll fee," kata Adiatma, di Jakarta, Senin (26/10/2015).

Menurut Adiatma, saat ini dibandingkan sektor hulu dan distribusi atau niaga, margin yang didapat perusahaan yang bergerak di sektor transmisi gas relatif kecil.

Rata-rata margin yang diperoleh di transmisi dari biaya toll fee di Indonesia hanya 5 persen. Angka ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan rata-rata margin yang didapat perusahaan di sektor distribusi niaga. “Margin distribusi atau niaga di Indonesia bisa mencapai 35 persen hingga 45 persen," ujarnya.

Bahkan, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata margin internasional, margin yang dicetak transmisi domestik hanya setengahnya, yaitu mencapai 11 persen. Sedangkan rata-rata margin di sektor hulu, masih baik di pasar internasional maupun di Indonesia angkanya hampir sama yakni sekitar 16 persen.

"Sedangkan margin bisnis niaga gas di Indonesia jauh lebih besar dari margin international hanya di kisaran 25 persen,” tambahnya.

Dari sisi bisnis niaga gas, Pertagas dan afiliasinya secara keseluruhan hanya memiliki pangsa pasar (market share) di Indonesia sebesar 8 persen dari volume niaga gas harian sebesar 900 mmscfd, sisanya dimiliki oleh penjual dan perusahaan gas lainnya.

“Jadi kurang tepat jika menunjuk Pertagas atau Pertamina memiliki peran besar dalam tingginya harga niaga gas saat ini. Padahal ada perusahaan lain yang memiliki market share niaga gas 10 kali lipat lebih besar dari Pertagas” ujar Adiatma.

Adiatma berharap, dengan diturunkannya margin niaga gas akan membantu industri-industri di Indonesia mendapatkan harga gas yang lebih kompetitif. “Sehingga dapat membantu industri Indonesia menghasilkan produk-produk yang bisa bersaing di pasar internasional tidak hanya dari sisi kualitas tetapi juga dari sisi harga,” tutup Adiatma. (Pew/Gdn)

  • PT Pertamina Gas adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri gas Indonesia.

    Pertagas

Video Terkini