Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan minyak asal Amerika Serikat Chevron mengkaji ulang proyek‎ pengeboran gas lepas laut dalam. (Indonesia Deepwater Development/IDD). Hal ini dilakukan menyusul harga minyak dunia yang terus turun.
Executive VP Upstream Chevron, James Johnson, mengatakan, Chevron masih serius menggarap mega proyek yang menggabungkan empat kontrak kerjasama ‎lapangan migas, yaitu Ganal, Rapak, Makasar Strait dan Muara Bakau tersebut.
Baca Juga
"Kelanjutan megaproyek Indonesia Deepwater Development tetap dalam persiapan," kata Jhonson, dalam keterangan tertulis yang diterbitkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Rabu (28/10/2015).‎
Advertisement
Menurut Jhonson, Implementasi untuk eksekusi proyek sekitar US$ 10 miliar tersebut tinggal menunggu waktu yang tepat dengan memperhatikan situasi terkini, terutama mengenai harga minyak dunia.
"Atas dasar itu, dimungkinkan akan ada sejumlah kalkulasi ulang menyangkut asumsi-asumsinya," tuturnya.
Saat perekonomian sedang bergejolak, Chevron menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia, melanjutkan masa sembilan dasawarsa berkarya dengan Indonesia.
Selain itu, pihak Chevron juga mengapresiasi suasana baru yang tengah diciptakan pemerintah Indonesia, yakni suasana yang lebih terbuka, lebih transparan.
"Setahun terakhir ini, misalnya, telah ratusan kali kami bisa berkomunikasi langsung, baik dengan Menteri ESDM, Dirjen Migas, SKK Migas, maupun kementerian/lembaga lainnya. Keterbukaan para pejabat pemerintah dalam melayani kami sungguh sangat membantu, terima kasih," tutup Johnso‎n. (Pew/Zul)