Sukses

AS Minati Investasi Sektor Ekonomi Kreatif RI Capai Rp 543 Miliar

BKPM akan mengawal minat investasi perusahaan-perusahaan AS tersebut untuk investasi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mencatat adanya minat investasi Amerika Serikat (AS) di sektor ekonomi kreatif sebesar US$ 40 juta atau sekitar Rp 543 miliar (asumsi kurs Rp 13.588 per dolar AS).

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan minat investasi AS tersebut disampaikan perusahaan dalam kegiatan one on one meeting yang dilaksanakan setelah acara Investment Summit yang merupakan rangkaian kegiatan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat.

"Jadi minat investasi tersebut di luar dari kesepakatan bisnis senilai US$ 2,4 miliar yang sebelumnya telah diumumkan oleh pemerintah. Dalam one on one meeting terdapat perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi kreatif yang menyampaikan minat investasi mereka senilai US$ 40 juta," ujar Franky dalam keterangan tertulis, Rabu (28/10/2015).

Perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi kreatif tersebut merupakan perusahaan di bidang inovasi digital dan media entertainment.

"Ini akan kita kawal karena positif dalam upaya untuk melakukan diversifikasi sektor investasi dari AS yang masih didominasi oleh sektor pertambangan,” ujar Franky.

Franky mengatakan selain dengan perusahaan di bidang ekonomi kreatif tersebut, pihaknya juga bertemu dengan dua perusahaan AS lainnya, yakni perusahaan manufaktur yang akan meresmikan pabrik baru mereka di Karawang sekitar Maret tahun depan.

"Selain itu, kami juga bertemu dengan perwakilan perusahaan alat berat yang baru saja mendapatkan izin prinsip untuk perusahaan remanufakturing di Cileungsi, Bogor. Hal ini menandai komitmen investasi mereka di Indonesia. Nilainya US$ 12 juta. Kalau ini masuk di daftar yang US$ 2,4 miliar sebelumnya,” ujarnya.

Franky menjelaskan minat investasi perusahaan-perusahaan AS tersebut akan terus dikawal oleh BKPM yang memiliki kantor perwakilan di New York (Indonesia Investment Promotion Center) serta Marketing Officer Wilayah Amerika dan Eropa yang bertugas menjembatani investor dengan kementerian teknis terkait.

Pada Rabu, 28 Oktober 2015, Franky akan mendampingi Menteri Komunikasi dan Informasi serta Menteri Perdagangan mengunjungi Sillicon Valley. Di Sillicon Valley, delegasi diagendakan untuk melakukan pertemuan dengan Facebook, Google, dan Apple.

Sebelum akhirnya kepulangan ke Tanah Air dipercepat, Presiden Jokowi Widodo telah menyaksikan pengumuman (announcement) dan penandatanganan (signing) kesepakatan-kesepakatan business to business antara perusahaan-perusahaan AS dengan Indonesia.

Kesepakatan bisnis yang diumumkan yang akan direalisasikan dalam jangka waktu 1-5 tahun sejak 2015 senilai US$ 2,4 miliar di bidang usaha industri minuman ringan dan distribusinya, industri pakan ternak dan pemanis dari jagung, industri remanufaktur suku cadang alat berat, pembangkit listrik, industri percetakan uang logam, dan pengaman uang kertas.

Menurut catatan BKPM, Amerika Serikat termasuk 10 besar negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia.

Realisasi investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2015 sebesar US$ 854 juta. Sementara itu, total investasi Amerika di Indonesia periode 2010-September 2015 sebesar US$ 8 miliar dan menduduki peringkat ketiga di bawah Singapura dan Jepang. (Yas/Ahm)**