Sukses

‎BKPM Bantah Investor Jepang Sumitomo Hengkang dari RI

PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia berencana melebarkan sayap dengan ekspansi senilai US$ 5 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Isu hengkangnya investor asing dari Batam ditindaklanjuti oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Para investor hengkang dari Batam karena iklum investasi di daerah tersebut sudah tidak kondusif.

Untuk klarifikasi isu tersebut, Kepala BKPM, Franky Sibarani langsung terbang dari Jakarta menuju Batam. Di Batam, Franky langsung menyambangi PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia (SWSBI) yang merupakan produsen kabel mobil asal Jepang.

Bukannya membenarkan informasi mengenai hengkangnya investor tersebut, SWSBI justru berencana melebarkan sayap dengan ekspansi senilai US$ 5 juta yang dapat menyerap tenaga kerja sekitar 1.500 orang.

Demikian disampaikan Franky dalam kunjungan kerja ke pabrik SWSBI di Kawasan Industri Batamindo, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (4/11/2015). Franky diapit Deputi Pengendalian Investasi BKPM, Azhar Lubis dan diterima oleh Presiden Direktur SWSBI, Toshihiro Watanabe dan direksi SWSBI lain. 

Franky menyatakan, ekspansi Sumitomo menunjukkan bahwa perbaikan iklim investasi di Indonesia direspons positif oleh investor asing. SWSBI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha industri peralatan listrik dengan produksi wire harness‎.

“Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah untuk menarik minat investasi asing. Jadi, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, BKPM aktif melakukan klarifikasi,” ujar Mantan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) ini.

Dari hasil kunjungan, Franky mengaku, Sumitomo Wiring System akan melakukan ekspansi proyeknya, dengan rencana investasi sebesar US$ 5 juta. Sementara tenaga kerja yang bisa terserap mencapai 1.500 orang. Ia optimisme bahwa realisasi investasi di Batam akan tetap tumbuh di tahun-tahun mendatang.

"Ini positif dan harus kita apresiasi. Ekspansi tersebut membuktikan bahwa Batam masih menjadi tujuan investasi memiliki daya tarik bagi investasi yang berorientasi ekspor. Kita mencatat maraknya demo buruh dan kondisi infrastruktur perlu diperbaiki," terang Franky.

SWSBI merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Batam yang telah eksis selama 25 tahun. Realisasi investasi perusahaan tersebut berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) Semester I Tahun 2015 tercatat sebesar US$ 16 juta atau sekitar Rp 201 miliar. Adapun tenaga kerja yang diserap hingga saat ini sebesar 1.500 orang.

SWSBI memiliki kapasitas produksi wire harness 260.000 set per tahun. 100 persen hasil produksinya diserap pasar ekspor, seperti ke Thailand, Vietnam, dan Tiongkok dengan nilai ekspor US$ 383 juta sepanjang semester I 2015.

Selain SWSBI, PT Vetco Gray Indonesia (VGI) dari Amerika Serikat pun berencana melakukan perluasan usaha di Batam, Kepulauan Riau. Proyek perluasan ini akan memproduksi Vertical Subsea Tree, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengksplorasi, mengebor, pengembangan dan operasi sebuah lapangan minyak dan gas yang berada di bawah permukaan air (laut), dapat di-gunakan di daerah yang dangkal (shallow) atau laut dalam (deepwater). (Fik/Gdn)