Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sedikit kesal dengan manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) lebih khususnya ke PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Ini lebih disebabkan banyaknya gangguan dan kecelakaan yang terjadi pada KRL belakangan ini.
Untuk meningkatkan pelayanan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan kembali, Jonan mengaku akan memanggil jajaran manajemen KAI dan KCJ untuk melakukan evaluasi pelayanan.
Baca Juga
"Tindakannya, saya akan panggil besok untuk preview lagi apa yang dilakukan karena biaya perawatan prasarana sudah diberikan pemerintah mustinya ada perbaikan," kata Jonan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Dijelaskan Jonan pihaknya melalui Dirjen Perkeretaapian telah menganggarkan untuk perawatan prasarana kereta api ke KAI sebesar Rp 1,6 triliun. Dengan dana itu, harusnya menjadi tanggung jawab KAI dalam pemeliharaannya.
Namun demikian, Jonan menegaskan ia tidak memiliki hak untuk mengevaluasi manajemen KAI mengingat itu menjadi ranah Menteri BUMN selaku pemegang saham.
"Kalau soal manajemen itu tanya ke Bu Menteri BUMN, tapi kalau kita dimintai rekomendasi, kita akan berikan," tegas Jonan.
Seperti diketahui, beberapa hari ini banyak kejadian yang menimpa KRL Jabodetabek. Setelah adanya tabrakan kereta di Stasiun Juanda beberapa waktu lalu, disusul dengan anjloknya KRL di Stasiun Manggarai.
Anjoknya kereta di Stasiun Manggarai ini bukan hal yang pertama kali. Terahir, KRL kembali bermasalah dengan adanya kebakaran gerbong di Stasiun Rawa Buntu yang menyebabkan perjalanan KRL terganggu. (Yas/Gdn)*