Sukses

Imbas Penguatan Dolar, Harga Minyak Turun di Akhir Pekan

Harga minyak turun untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Jumat (Sabtu WIB) menyusul penguatan dolar

Liputan6.com, New York - Harga minyak turun untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Jumat (Sabtu WIB) menyusul penguatan dolar karena ekspektasi kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun setelah pertumbuhan pekerjaan AS yang kuat pada Oktober.

Minyak mentah berjangka Brent dan Amerika Serikat menuju kerugian mingguan lebih dari 4 persen karena dolar ditambahkan ke sentimen kasar dalam minyak. Hal itu karena data pemerintah pada Rabu menunjukkan pembangunan mingguan keenam dalam stok minyak mentah AS.

Naik sekitar 5 persen sejak Oktober, dolar menunjukkan penguatan selama 6,5 bulan terhadapo mata uang lainnya, menyusul dirilisnya data pertumbuhan lapangan pekerjaan AS dalam hampir setahun.

Kenaikan lapangan pekerjaan akan mempermudah jalan bank sentral the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunganya di Desember, dan lebih jauh lagi akan terus memperkuat dolar. Smentara harga komoditas akan semakin tidak terjangkau oleh mata uang lain.

"Laporan pekerjaan bisa jadi kekuatan bagi ekonomi AS, tapi itu juga diartikan sebagai pelemahan di sektor minyak," ungkap broker di New York's Liquidity Energy, Pete Donovan dilansir dari lama reuters, Sabtu (7/11/2015).

Minyak acuan dunia, Brent, turun 50 sen atau 1 persen ke level US$ 47,48 per barel. Brent kehilangan 4,2 persen sepanjang pekan ini.

Sementara minyak mentah AS tergelincir 75 sen ke level uS$ 44,45 per barel. Secara akumulasi, minyak mentah AS turun 4,6 persen sepanjang pekan ini.

Pasar mengambil langkah dari penolakan pemerintah AS setelah berdiskusi panjang mengenai proyek pipa Keystone XL dan penurunan dalam 10 minggu dari 10 sumur dan pengeboran minyak di AS. (Zul/Ndw)*

Video Terkini