Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan keputusan impor beras hanya ditujukan untuk cadangan pangan. Dia bilang, beras asal Thailand dan Vietnam itu hanya akan keluar saat kondisi benar-benar darurat.
"Setahun tidak ada impor, kemudian ada opsi ingin cadangan beras. Ibarat pemain sepak bola kalau namanya cadangan, pemain inti tidak cedera cadangan tidak turun," kata dia di Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Baca Juga
Dia mengatakan, ketahanan pangan tahun ini lebih baik dibanding dengan tahun 1998 yang sama-sama diterpa El Nino. Dia menuturkan, saat El Nino 1998, pemerintah waktu itu memutuskan impor beras 7,1 juta ton. Dengan kondisi El Nino yang lebih parah, pemerintah mampu menahan laju impor beras. Amran bilang, jika tidak ada El Nino Indonesia berpeluang menjadi pengekspor beras.
Advertisement
Baca Juga
"Kita bandingkan El Nino terkuat 1998 kuat intensitasnya 1,9 sekarang 2,35 jauh lebih kuat. Tahun 1998 impor 7,1 juta ton penduduknya 200 juta. Sekarang penduduk 250 juta, harusnya impor 9 juta ton tapi ini impor nol. Kita balik kalau tidak El Nino ekspor besar-besaran," ujar dia.
Sementara itu, Amran mengatakan harga beras sekarang ini cenderung stabil. Hal itu menimbang kondisi pasokan di gudang penyimpanan beras.
"Turun harga sejak Oktober turun harga Rp 500. Ini hanya cadangan, beras masih ada. Masuk Cipinang barometer Indonesia, masuk Senin adalah 5.300 ton yang biasa 2.500-3.000 artinya normal. Hampir dua kali lipat pasokan beras masuk artinya normal tadi malam hampir tiap hari kami ingin lihat stok beras nasional," tandas dia. (Amd/Ahm)