Sukses

Pasokan Bertambah Picu Harga Minyak Tergelincir

Harga minyak terus merosot sejak Rabu pekan lalu dipicu kekhawatiran pasokan minyak terus meningkat.

Liputan6.com, New York - Harga minyak turun sebanyak 1 persen pada awal pekan ini, sehingga mendorong pelemahan berturut-turut dalam empat hari. Harga minyak melemah ini tak lepas dari pasokan minyak terbaru dan bursa saham AS melemah.

Di awal pekan ini, harga minyak jenis Brent turun 23 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 47,19 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) susut 42 sen atau 1 persen menjadi US$ 43,87.

Harga minyak telah melemah 7 persen sejak perdagangan Rabu pekan lalu. Harga minyak yang terus merosot ini dipengaruhi fokus pelaku pasar terhadap cadangan minyak AS, dan sejumlah pasokan minyak terbaru dari sejumlah negara.

Produksi minyak mentah mendekati rekor dari Rusia, Arab Saudi dan produsen global besar lainnya telah membebani harga minyak.

"Harga minyak terus tertekan ini didorong dari jumlah produksi besar ditambah meningkatkan pasokan. Terutama kenaikan pasokan minyak di Cushing, Amerika Serikat," ujar Jim Ritterbusch, Konsultan dari Ritterbusch & Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (10/11/2015).

Sementara itu, perusahaan Genscape melaporkan pengiriman minyak di Cushing mencapai 1,8 juta barel. Dari jajak pendapat Reuters kepada sejumlah analis menyebutkan kalau stok minyak mentah AS meningkat selama sepekan menjadi 800 ribu barel pada pekan lalu.

Harga minyak tertekan ini juga dipicu dari bursa saham AS merosot 1 persen sehingga menambah sentimen negatif. Meski harga minyak terus tertekan tetapi diprediksi permintaan minyak bakal meningkat pada 2016. 

Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri menuturkan, pasar diharapkan dapat menemui titik keseimbangan pada tahun depan seiring permintaan bertumbuh. (Ahm/Igw)

Video Terkini