Sukses

Menteri Susi Ingin Lebih Banyak Investasi di Sektor Perikanan

Investasi di sektor ini mencakup pengembangan di sektor hilir.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meningkatkan minat investasi asing di sektor kelautan dan perikanan‎. Investasi di sektor ini mencakup pengembangan di sektor hilir.

Menteri KKP Susi Pujiastuti mengatakan salah satu pilar utama membangun industri kelautan dan perikanan yang kuat adalah masuknya investasi baru. Ia menyakini adanya investasi baru akan membuat produk perikanan RI akan cepat berkembang.

"Namun yang perlu diperhatikan, investasi yang masuk tentunya harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam, menjaga ekosistem, keberlangsungan stok ikan, dan selaras dengan berbagai kebijakan pemerintah," kata Susi dalam Indonesian Fisheries Investment Forum di kantor KKP, Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Susi mengatakan investasi berkelanjutan diharapkan berasal dari sektor hilir, seperti pembangunan ‎fasilitas pendingin, pembangunan unit pengolahan ikan, dan industri turunan lainnya untuk meningkatkan nilai perikanan Indonesia.

Sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat menyumbang 7 persen dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga KKP menargetkan nilai investasi kelautan dan perikanan pada 2016-2019 meningkat mencapai Rp 95 triliun.

"Hal ini guna mendukung kebijakan kenaikan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan," tutur Susi.

Menurut Susi, kondisi investasi yang masuk saat ini masih terpusat pada titik industri nasional. Pasalnya di daerah, infrastruktur yang ada belum lengkap, sehingga investor enggan masuk.

"Seperti tersedianya pelabuhan dan bandara, kawasan industri, listrik, air, akses jalan, dan permodalan yang memadai," ujarnya.

Menteri Susi membuka forum investasi yang bertajuk "Indonesian Fisheries Investment Forum: Balancing Sustainable Resources and Business". ‎Forum investasi perikanan Indonesia tersebut dihadiri oleh 10 duta besar dari Amerika Serikat, Prancis, Portugal, Jerman, Norwegia, Spanyol, Inggris, Denmark, Australia, dan Jepang. (Pew/Zul)**