Sukses

Australia Minat Bangun Pembangkit Listrik di RI

Perusahaan ini telah memiliki 13 pembangkit listrik ramah lingkungan di Australia.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)memfasilitasi pertemuan antara Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) dengan perusahaan Australia yang bergerak di bidang pembangkitan listrik tenaga solar dan energi terbarukan lainnya serta kerjasama dengan Port of Tasmania.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengemukakan, JIIPE merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang turut serta dalam misi investasi BKPM di Hobart, Sydney dan Canberra.

“Ada tiga perusahaan swasta nasional yang ikut, salah satunya adalah JIIPE yang memang sedang fokus mengembangkan fasilitasnya,” ujarnya dalam keterangan resminya, Sabtu (13/11/2015).

Menurut Franky, perusahaan yang berminat untuk bekerjasama dengan JIIPE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan dengan mengelola 13 pembangkit listrik di seluruh Australia.

“Mereka berharap dapat bekerjasama untuk memasok kebutuhan listrik di JIIPE,” ungkapnya.

Selain itu, perusahaan Australia yang juga bergerak di sektor energi listrik bertenaga solar juga berminat untuk melakukan kerjasama dengan JIIPE. Dengan luasan JIIPE 2.933 hektar maka potensi untuk mengembangkan industri solar terbuka lebar.

“Kegiatan-kegiatan promosi investasi akan didorong untuk memfasilitasi pertemuan secara langsung business to business,” sebutnya.

Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke JIIPE, Presiden mengapresiasi upaya untuk mengembangkan kawasan industri terintegrasi dan menjadikannya sebagai model bagi pengembangan kawasan industri lainnya.

Pemerintah juga akan membentuk pusat logistik berikat di kawasan industri yang dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera itu. JIIPE sendiri merupakan hasil patungan antara PT Pelindo III (persero) yang memiliki 60 persen saham di JIIPE dan sisanya yang PT Aneka Kimia Corporindo Tbk.

JIIPE ini sebagai salah satu model pengembangan kawasan industri yang terpadu dengan pelabuhan (deep sea port) yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah namun tidak membebani anggaran APBN.

JIIPE dilengkapi pelabuhan laut seluas 406 hektare dan kawasan hunian seluas 77 hektar. Nilai total investasi pengembangan kawasan industri ini sebesar Rp 50 Triliun. Saat ini, JIIPE sedang memasuki masa konstruksi yang dilakukan oleh dua BUMN yaitu PT Hutama Karya dan Waskita Karya.

Hingga kini, sudah ada lima perusahaan yang akan membangun di kawasan industri JIIPE, yaitu perusahaan smelter, petrokimia, dan pengolahan garam untuk industri.

Kelima perusahaan sedang melakukan konstruksi dan dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja langsung. Sementara itu, seluruh kawasan industri ini dapat menyerap sekitar 60 ribu tenaga kerja langsung‎. (Yas/Ndw)