Sukses

Bunga Bank Tinggi, Industri RI Sulit Bersaing

Pelaku industri di Indonesia membutuhkan dukungan permodalan untuk mengembangkan usaha

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta perbankan di dalam negeri memberikan bunga pinjaman yang lebih kompetitif.

Pasalnya, pelaku industri di Indonesia membutuhkan dukungan permodalan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan produksi serta memperkuat daya saing.

Dia menjelaskan, saat ini besaran bunga dari bank di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara lain, termasuk di kawasan ASEAN.

"Di saat kita harus bersaing secara terbuka dan prospek industri serta investasi berhasil dijaga, bunga bank belum mendukung pengembangan industri. Bank-bank kita masih belum ramah dengan rekan-rekan industri," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (14/11/2015).

Saleh mengatakan, modal menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk mendongkrak kinerja dan produksi.

Bunga bank yang tinggi juga juga merupakan beban keuangan tersendiri bagi industri. Hal ini tentu turut menggerus daya saing dan mempengaruhi harga jual.

"Jika bunga diturunkan, cost-nya akan turun. Ini bukan hanya untuk industri besar tapi juga berpengaruh bagi industri kecil dan menengah," kata dia.

Khusus untuk IKM, lanjut Saleh, pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi jilid III telah berkomitmen untuk memperluas pemberian kredit modal kerja.

Bunga kredit usaha rakyat (KUR) diturunkan dari 22 persen pertahun menjadi 12 persen pertahun dan pada tahun depan menyusut menjadi 9 persen.

Selain soal pinjaman lembaga keuangan, faktor lain yang dapat memicu pertumbuhan industri, yaitu ketersediaan energi dengan harga yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur baik jalan, pelabuhan, dan listrik serta biaya logistik yang juga bersaing. (Dny/Ndw)