Sukses

Neraca Perdagangan RI Diramal Surplus US$ 1,2 Miliar di Oktober

Beberapa ekonom meramalkan Indonesia masih akan mencatat surplus neraca perdagangan pada Oktober 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa ekonom meramalkan Indonesia masih akan mencatat surplus neraca perdagangan pada Oktober 2015. Pencapaian tersebut bisa terjadi karena penurunan impor lebih besar dibanding ekspor di periode tersebut dibandingkan Oktober tahun lalu (year on year/YoY).

Ekonom dari Grup Research DBS Bank Ltd, Gundy Cahyadi memprediksi neraca perdagangan sepanjang Januari-Oktober 2015 akan mencapai surplus US$ 8 miliar atau meningkat dibanding realisasi US$ 7,13 miliar selama periode Januari-September 2015.

"Pertumbuhan ekspor secara ‎YoY masih negatif 14,9 persen, dan impor negatif 17,9 persen. Dengan begitu, neraca perdagangan Oktober ini surplus diperkirakan US$ 500 juta," kata Gundy dari laporan resminya di Jakarta, Senin (16/11/2015).

Ia menjelaskan, meskipun secara konsisten neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sejak Desember 2014, namun pertumbuhan ekspor masih kurang menggairahkan atau negatif karena lemahnya permintaan global dan harga komoditas yang anjlok.

"‎Tapi penurunan impor lebih dalam dibanding ekspor. Kalau orang percaya bahwa pemulihan permintaan domestik akan terlihat pada 2016, neraca perdagangan pasti berpotensi memburuk dan itu artinya defisit neraca transaksi berjalan bisa melebar lagi," terang Gundy.

Sementara itu, Kepala Ekonom dari Danareksa Research Institute Damhuri Nasution memprediksi surplus neraca perdagangan di bulan kesepuluh ini lebih rendah dibanding periode September 2015.

"Surplus neraca perdagangan di Oktober 2015 diperkirakan US$ 885,7 juta karena pertumbuhan ekspor terkontraksi minus 16,38 persen dan impor minus 22,04 persen," ucapnya.

‎Kepala Ekonom CIMB Niaga, Winang Budoyo memperkirakan laju ekspor secara YoY tumbuh negatif 17,5 persen dan impor negatif 22,6 persen, sehingga surplus neraca perdagangan diramalkan mencapai US$ 1,2 miliar pada Oktober ini. Prediksi tersebut lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya sebesar US$ 1,02 miliar. (Fik/Ndw)

Video Terkini