Sukses

JK Minta BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Suku bunga acuan maupun tingkat bunga perbankan harus turun mengingat bunga merupakan bagian dari biaya tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengimbau Bank Indonesia (BI) untuk mengevaluasi kebijakan suku bunga acuan (BI rate).

Sinyal meminta Otoritas Moneter menurunkan BI rate dengan harapan terjadi peningkatan investasi sebagai modal meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Menurut dia, suku bunga acuan maupun tingkat bunga perbankan harus turun mengingat bunga merupakan bagian dari biaya tinggi.

"Jadi salah kalau suku bunga naik, inflasi turun. Itu kebijakan keliru. Kita harapkan BI evaluasi kebijakan tingkat bunga," jelas JK di Jakarta, Selasa (17/11/2015).

Menurut JK, jika BI Rate tinggi maka tingkat bunga perbankan pun akan terkerek naik. Kondisi tersebut dapat memicu orang untuk lebih memilih menyimpan uangnya di bank ketimbang berinvestasi, karena simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito bisa menawarkan bunga
menarik sekitar 8-10 persen.

"Uang masyarakat, uang daerah banyak disimpan di bank, itu karebunganya tinggi. Jadi mereka tidak mau bikin jalan. Coba bunga bank cuma 3-4 persen, pasti tidak ada yang mau saving di bank. Tidak ada investasi kalau bunga tinggi," tegasnya.

Indonesia, kata JK, membutuhkan investasi ribuan triliun rupiah guna memacu pertumbuhan ekonomi seperti yang ditargetkan 7 persen dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Apalagi, negara ini, mempunyai basis penduduk 250 juta jiwa yang mampu membuat konsumsi semakin meningkat. Berbeda dengan Singapura dan negara lain.

"Jadi kita harus menjaga investasi dan daya beli masyarakat. Perlu ditingkatkan, dengan memperbaiki produktivitas industri, membangun infrastruktur karena kita butuh 2 persen lebih tambahan pertumbuhan ekonomi untuk mengejar target 7 persen," harap JK.(Fik/Nrm)

 
Â