Sukses

Kunjungi NTT, Mentan Pastikan Distribusi Sapi Aman

Mentan, Amran kunjungi balai karantina hewan di Kupang, NTT untuk memastikan distribusi sapi dari NTT ke DKI Jakarta aman.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (17/11) kemarin, guna mengecek stok dan kondisi sapi siap potong di Instalasi Penampungan Hewan Karantina yang berlokasi di Pelabuhan Tenau.

Kunjungan ke Kupang guna memastikan kesiapan NTT sebagai daerah pemasok sapi untuk kebutuhan nasional dan khususnya untuk DKI Jakarta.

“Sapi dari NTT akan diberangkatkan 1 Desember 2015. Mudah-mudahan pak presiden ada waktu untuk menyaksikan sapi tiba di Jakarta,” kata Amran saat mengecek kondisi sapi di Balai Karantina, Kupang.

Mentan, Amran menuturkan pengecekan ini merupakan bentuk nyata tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama pengadaan daging sapi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan 5 propinsi (Jawa Timur, NTB, NTT, Lampung dan Sulawesi Selatan) untuk memasok kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya.

“MoU ini kami sdh lapor ke pak presiden dan sudah disetujui,” tutur Mentan

Saat pengecekan ini, Mentan tampak serius berbincang dengan para pengusaha sapi dan warga sekitar. Mentan dan pengusaha bersepakat harga sapi Rp 30 ribu per bobot hidup.

Selama ini, sapi dari NTT yang masuk ke DKI Jakarta diangkut dengan menggunakan kapal barang, sehingga kondisi sapi dalam keadaan stres dan kurus. Ini menyebabkan bobot badan sapi turun 20 hingga 30 persen. Dengan demikian, adanya kapal khusus angkut sapi ini dapat menekan penyusutan bobot badan sapi, menekan biaya dan memberi keuntungan untuk konsumen dan pemilik atau pengusaha sapi.

“Harga sapi Rp 30 ribu per kg per bobot hidup, kalau susut bobot badannya 20 hingga 30 persen, maka ada Rp 1,8 juta per ekor uang yang hilang. Jadi dengan kapal ternak khusus, 20 persenya bisa dinikmati konsumen dan pemilik sapi,” ujar Amran.

Rencana Aksi untuk Kawal Distribusi Sapi

2 dari 2 halaman

1

Untuk mengawal pengapalan sapi dari NTT ke DKI Jakarta berjalan dengan sukses, Mentan menyampaikan akan membentuk tim khusus dan menjamin proses administrasi maupun berizinan di Karantina menjadi lebih mudah dan cepat serta tidak ada pungutan biaya kecuali biaya angkut kapal.

“Proses administrasi dan perizinan di Karantina selama ini 1 minggu, sekarang hanya 1 sampe 2 hari saya minta selesai. Begitu sapinya datang langsung selesai 2 hari dan langsung masuk kapal,” tegas Mentan.

Adapun kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek yaitu 600 ribu ton per tahun. Khusus DKI Jakarta, kebutuhanya sebesar 185 ribu per tahun.

Kepala Dinas Peternakan Propinsi NTT, Danny Suhadi mengatakan siap menyediakan sapi dan sarana pendukung lainnya untuk memasok daging sapi nasional dan khususnya ke DKI Jakarta. Sapi yang siap disediakan NTT untuk kebutuhan nasional yakni 57.536 ekor per tahun.

Namun, lanjut Danny, Total sapi di NTT yakni sebanyak 865.731 ekor yang merupakan sapi milik peternakan rakyat. Pelabuhan ternak di NTT ada 5 titik, yaitu Kupang, Wini (Pantai Utara), Atapupu (Timor), Sumba (Waingapu), dan Flores ( Reo, Flores Utara).

“Sapi dari NTT yang sudah keluar secara keseluruhan 47.436 ekor. Ini terdiri dari ke Kalimantan sebanyak 24 ribu ekor lebih, Jabodetabek 20.038 ekor, Sulawesi Selatan lebih kurang 1.700 ekor,” tutur Danny.

Dalam pengecekan ini Mentan didampingi Gubernur NTT, Frans Leburaya, kepala pusat karantina hewan, Sujarwanto, dan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Fini Murfiani.

(Adv)