Sukses

RI Siapkan Tenaga Kerja untuk Sektor Pariwisata Macau

BNP2TKI akan melatih sedikitnya 100 calon tenaga kerja seiring dengan diselenggarakan jobfair pada Maret 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Kalangan industri di Macau lebih suka menerima tenaga kerja Indonesia (TKI) karena memiliki berbagai kelebihan dibanding tenaga kerja dari negara lain.

Peluang ini akan dimanfaatkan BNP2TKI dengan melatih sedikitnya seratus CTKI di pusat pendidikan seiring dengan diselenggarakannya JobFair pada Maret tahun depan.

Hal di atas terungkap ketika Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menerima kunjungan kerja Konsul Jenderal RI di Hongkong dan sepuluh anggota Delegasi Asosiasi Indonesia –Macau (AIMs) di ruang rapat Kepala BNP2TKI lt.2, Gedung BNP2TKI. Dalam kunjungan kerja tersebut delegasi AIMs menginformasikan kesempatan kerja sektor Hospitality di Macau SAR yang berpeluang untuk diisi oleh TKI.

Yosef, wakil AIMs, memaparkan kondisi kerja, proporsi tenaga kerja asing di Macau, jumlah perusahaan, industri , serta rata-rata gaji per bulan pekerja di Macau. Disebutkannya, seorang pekerja di sektor hospitality memperoleh gaji sekitar US$ 800-US$ 1.000 per bulan.

Jumlah tenaga kerja asing di Macau untuk sektor domestic helpers berjumlah 23.086 , sebagian besar berasal dari Filipina, disusul Vietnam dan Indonesia.

Namun perwakilan sektor  industri, Mr. Hao menyatakan, sektor industri di Macau lebih memilih orang Indonesia dibandingkan Filipina karena bisa belajar cepat berbahasa setempat, tidak seperti tenaga dari Filipina yang bersikeras menggunakan bahasa Inggris.

"Indonesian (TKI) merupakan pekerja keras, mudah bergaul dan akrab dengan anggota keluarga," ujar Hao seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Rabu (18/11/2015).

Kepala Perwakilan RI di Hongkong, Chalief Akbar mengatakan, menurut data saat ini terdapat 4.036 WNI bekerja di Macau, dan sekitar 1.100 diantaranya bekerja di sektor formal.

“Macau sangat mendukung jika diselenggarakan program Government  to Private antara Pemerintah Indonesia dan Asosiasi Macau," kata dia.

Berdasarkan hal itu, ungkapnya, Macau dan Indonesia harus mempersiapkan hal teknis untuk bisa dimatangkan agar penempatan tenaga dari Indonesia ke Macau bisa terlaksana mulai dari penetapan ketentuan, jumlah kuota, struktur biaya, peratura, masa kerja, dan hal teknis lainnya.

Menyambut perkembangan tersebut, Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid mengatakan pihaknya akan menempatkan TKI pria lebih dulu. Sebagai kelanjutan dari pertemuan ini, akan dilatih setidaknya seratus orang di pusat pendidikan. "Dengan demikian menjelang Macau JobFair di Jakarta, Semarang dan Surabaya pada Maret 2016, kita sudah mempersiapkan tenaga kerja buat mengisi sektor hospitality di Macau," ujar Nusron. (Amd/Ahm)