Sukses

Pemimpin APEC Mengutuk Keras Seluruh Aksi Teroris di Dunia

Para pemimpin APEC menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama dan solidaritas nasional dalam memerangi berbagai aksi teroris.

Liputan6.com, Manila - Seluruh pemimpin negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang menghadiri pertemuan di Manila, Filipina, mengutuk keras seluruh bentuk dan aksi terorisme di seluruh dunia. Di sela diskusi mengenai perdagangan dan perkembangan ekonomi Asia Pasifik, para pemimpin APEC juga menuntut adanya kerja sama internasional dalam memerangi aksi-aksi terorisme tersebut.

Melansir laman CNN Philippines, Kamis (19/11/2015), dalam pertemuan bertajuk APEC Economic Leaders' Meeting (AELM), seluruh perwakilan dari 21 negara anggota juga menyinggung sejumlah serangan teroris yang terjadi di Paris dan Beirut.

"Kami tidak akan membiarkan terorisme mengancam nilai-nilai fundamental yang mengganggu negara-negara kami yang bebas dan terbuka. Pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan peluang merupakan beberapa alat paling kuat yang dapat digunakan untuk memangkas akar dari radikalisasi dan terorisme," seperti dikutip dari deklarasi para pemimpin negara usai pertemuan APEC 2015.


Dalam deklarasi tersebut, para pemimpin APEC juga menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama dan solidaritas nasional dalam memerangi berbagai aksi teroris.

Meski menyinggung persoalan teroris, pertemuan para pemimpin APEC tersebut tetap bertujuan mendorong hubungan perdagangan dan ekonomi yang lebih kuat antar negara.

Para pemimpin APEC mengaku tak bisa mengabaikan berbagai insiden kekerasan yang terjadi sehingga merasa perlu memanfaatkan pertemuan tersebut untuk meningkatkan keamanan bagi seluruh masyarakat.

Sejauh ini terdapat sembilan komitmen yang telah disepakati para pemimpin APEC, di antaranya, mendorong reformasi struktural yang ambisius demi mencapai perekonomian sosial yang positif, menekan risiko pasar finansial, mengembangkan sektor jasa dan mengembangkan ekonomi, serta bekerja sama dengan seluruh pihak untuk mengatasi berbagai tantangan di sektor ekonomi.

Seperti halnya agenda utama pertemuan APEC di Filipina pada 1996, kali ini, negara tersebut juga tetap berupaya mendorong perkembangan bisnis usaha kecil menengah (UKM). Namun begitu, seluruh komitmen pemimpin APEC tersebut masih harus menghadapi perbedaan geografis dan ekonomi antarnegara. (Sis/Gdn)*