Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengamankan masa depan diperlukan asuransi dan investasi. Asuransi menjadi salah satu untuk perlindungan agar dapat mencapai tujuan keuangan seseorang. Meski demikian, saat ingin memiliki asuransi, ada sejumlah kesalahan yang biasanya dilakukan.
Perencana keuangan Financia Consulting, Eko Endarto menuturkan kesalahan ketika berasuransi yaitu biasanya tidak mengerti kebutuhan. Jadi seseorang tersebut hanya mengambil asuransi dengan asal dan mengikuti saran agen asuransi tanpa melihat kebutuhannya.
Kedua, seseorang itu telah mengambil asuransi tetapi tidak diinformasikan kepada keluarga dekat. "Ingat kalau asuransi untuk ditanggung bila terjadi apa-apa dengan dia maka tertanggung yang mengurus klaimnya. Asuransi itu harus diketahui keluarga jangan disimpan-simpan bukan harta yang disimpan tapi harus dishare keluarga," ujar Eko saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (22/11/2015).
Advertisement
Ketiga, Eko menuturkan memiliki asuransi tetapi tidak mengerti manfaatnya untuk apa. Jadi ketika ambil asuransi sekarang tetapi berpuluh-puluh tahun tidak dibaharui.
Baca Juga
"Asuransi itu disesuaikan dengan kebutuhannya. Bisa saja penghasilan Rp 10 juta, sepuluh tahun lagi penghasilan tidak jadi Rp 10 juta lagi tetapi perlindungannya harus lebih besar lagi dari 10 tahun lalu," ujar Eko.
Selain itu, Eko mengingatkan agar seseorang juga membaca polis dengan detil agar ke depannya untuk klaim asuransi menjadi lancar. Eko menuturkan, selama ini ketika seseorang diskusi dengan agen asuransi hanya memberikan informasi secara global.
"Ada hal-hal detil yang harus diperjelas di asuransi. Itu ada di polisnya. Ketika beli asuransi usahakan polis dibaca kalau tidak maka diskusikan kepada mereka yang lebih mengerti," kata dia.
Ia juga mengatakan agar meminta agen untuk memberikan detil apa yang harus disiapkan ketika seseorang harus mengklaim. Hal yang perlu dipersiapkan mulai dari foto kopi KTP, kartu keluarga untuk klaim agar nanti bila terjadi kekurangan bisa dpaat diurus oleh anggta keluarga.
"Dengan mempersiapkan data-data lebih awal untuk klaim jadi tak harus memulai dari awal lagi. Kenapa? Karena biasanya berhubungan dengan agen kita bukan keluarga. Keluarga nanti jadi lebih ringan menyelesaikan dan melakukan klaim tadi," jelas Eko.
Eko juga mengingatkan agar tidak alergi dengan asuransi. Hal itu lantaran asuransi juga sebagai wujud cinta kepada keluarga.
"Ketika seorang mencintai keluarganya, bukan hanya mencintai saat hidup tetapi bagaimana kalau dia tidak ada keluarganya tetapi dicintai. Dengan apa dengan asuransi tadi kalau hidup gampang ketika hidup dapat gaji bisa kasih anak istri ketika meninggal tak bisa kasih lagi asuransi yang membantu agar tetap hidup," ujar Eko. (Ahm/Igw)