Liputan6.com, New York - Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen memastikan pihaknya tengah merencanakan normalisasi suku bunga secara bertahap. Sekali lagi Yellen menegaskan kenaikan suku bunga akan dilakukan jika para petinggi The Fed telah melihat tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja sesuai dengan yang ditargetkan dan angka inflasi sesuai dengan target yang diharapkan.
Menanggapi surat terbuka yang dilayangkan advokasi konsumen Ralph Nader, Yellen mempertahankan kebijakan akomodatif The Fed saat ini. Menurut dia, suku bunga rendah dapat membantu mendorong pasar tenaga kerja dan meningkatkan harga aset di tengah kebangkitan ekonomi usai dihantam krisis finansial global.
Akhir bulan lalu, Nader mengkritik kebijakan suku bunga rendah dan mengklaim hal itu telah merugikan para nasabah bank serta menghalangi masyarakat untuk memiliki pendapatan tetap.
Baca Juga
"Kami harap perekonomian AS akan terus berkembang di mana pasar tenaga kerja dapat terus berkembang dan inflasi akan bergerak menuju 2 persen demi stabilitas harga di pasar. Jika itu sudah tercapai, saya dan rekan-rekan akan memberikan indikasi untuk memulai normalisasi suku bunga," tulis Yellen guna merespons surat Nader seperti dilansir dari CNBC, Selasa (24/11/2015).
Dia menekankan kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap. Baginya, menaikkan suku bunga yang dilakukan secara agresif hanya akan membantu para nasabah sementara waktu.
Sejauh ini para pelaku pasar terus memantau pernyataan apa pun dari Yellen dan para petinggi The Fed lain mengenai suku bunga hingga menjelang pertemuan The Fed pada Desember. Sebagian besar petinggi The Fed yakin dapat menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang.
Petunjuk kenaikan suku bunga berikutnya akan bergantung pada situasi tenaga kerja yang akan diumumkan bulan depan. Itu merupakan rilis data tenaga kerja selama November.
Sebelumnya, CEO Cantor Fitzgerald, perusahaan investasi ternama, Howard Lutnick, juga meminta kepada The Fed untuk segera menaikkan suku bunga di mana saat ini pasar-pasar keuangan telah lebih siap menghadapi keputusan tersebut.
"Saya rasa the Fed akan menaikkan suku bunga. Dolar juga akan terus menguat. Kondisi ekonomi sekarang relatif positif," tutur Lutnick.
Meskipun muncul kekhawatiran mengenai aksi teroris menyusul serangan yang terjadi di Paris, perekonomian dunia tercatat masih berjalan relatif baik.
Jika the Fed menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat, Lutnick yakin hal tersebut tak akan terlalu mempengaruhi pergerakan ekonomi dunia. Menurut Lutnick, dampak kenaikan suku bunga diprediksi sangat kecil.
"The Fed harus segera melakukannya. Tak ada alasan untuk terus membahasnya. Kuartal terakhir ini harus menjadi momen tersebut," tutur dia.
Meskipun Lutnick mengatakan kenaikan 0,25 persen merupakan nilai yang sangat kecil, tapi kenaikan suku bunga dalam jumlah berapa pun tetap akan berdampak sangat luar biasa.
Ini akan menjadi pengalaman AS pertama kali dalam menaikkan suku bunga setelah selama 10 tahun mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. (Sis/Gdn)**