Sukses

Jepang Tawarkan Kerja Sama Pertanian ‎ke RI

Teknologi Jepang, khususnya perbaikan mutu tanah dan irigasi, dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mendapat tamu 1.100 delegasi sipil dari Jepang. Mereka datang tidak sekadar berwisata, tetapi membawa misi khusus, yakni ingin menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi bagi perusahaan-perusahaan Jepang.

Kepala Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan dalam pertemuan pemimpin delegasi Jepang Toshihiro Nakai dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat dibicarakan mengenai kerja sama dalam bidang pertanian dengan Indonesia.

“Mereka menyebutkan ada potensi yang besar kerja sama di bidang pertanian antara Indonesia dengan Jepang. Salah satunya terkait dengan kerja sama dengan teknologi Jepang, khususnya perbaikan mutu tanah dan irigasi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia secara siginifikan,” jelas Franky‎ dalam keterangannya, Selasa (24/11/2015).

Dijelaskan Franky, sektor pertanian memang masih belum banyak dimasuki oleh investor Jepang. Dari data yang dimiliki BKPM untuk periode 22 Oktober 2014-20 November 2015, minat di sektor pertanian tercatat US$ 41 juta.

“Sedangkan dari sektor lainnya seperti infrastruktur, misalnya telah terealisasi dalam bentuk komitmen investasi sebesar US$ 5 miliar,” ujar Franky.


Dalam periode kurun waktu tersebut total minat dan komitmen investasi Jepang mencapai US$ 19 miliar. Dari jumlah tersebut, yang sudah memiliki izin prinsip mencapai US$ 6 miliar. Sementara minat yang dikategorikan serius nilainya mencapai US$ 3,1 miliar yang diharapkan dapat segera direalisasikan menjadi izin prinsip.

Menurut Franky, Jepang merupakan salah satu kontributor utama terhadap pencapaian target realisasi investasi Indonesia. Dari data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM periode Januari-September 2015, Jepang menduduki peringkat ketiga dengan nilai mencapai US$ 2,5 miliar dengan 1.318 proyek di bawah Singapura yang menempati posisi teratas US$ 3,55 miliar dengan 1.999 proyek dan Malaysia US$ 2,9 miliar dengan 600 proyek.

Sedangkan di bawah Jepang, tercatat Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 1 miliar 1.529 proyek dan Belanda US$ 908 juta dengan 301 proyek.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengungkapkan agar investor asal Jepang meningkatkan investasinya di Indonesia. Menurutnya, sektor yang bisa digarap oleh para pengusaha asal Negeri Sakura tersebut yaitu industri dan manufaktur.

Jokowi menjelaskan keahlian Jepang dalam kedua sektor tersebut sudah tak perlu diragukan lagi. Buktinya Jepang saat ini menjadi salah satu negara dengan industri dan manufaktur termaju di dunia.

"Industri saya kira itu bidangnya Jepang. Manufaktur juga bidangnya Jepang. (Prioritas investasi) Tentu industri dan manufaktur," ujarnya.

Jokowi mengatakan saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kuala Lumpur, Malaysia, dirinya membicarakan soal peluang investasi di Indonesia. Jepang juga diharapkan bisa meningkatkan investasi di bidang infrastruktur.

"Kemarin saya sampaikan waktu bertemu Perdana Menteri Abe bahwa infrastuktur, industri, manufaktur, itu peluangnya besar di Indonesia. Infrastruktur banyak sekali, bisa berupa pelabuhan, pembangkit listrik," kata dia.

Selain itu, hubungan Indonesia-Jepang juga diharapkan bisa meningkat pada sektor jasa, terutama dalam hal pariwisata. Terlebih lagi, Indonesia juga telah menambah negara yang mendapat bebas visa, salah satunya Jepang. (Yas/Gdn)**