Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2016 bakal memiliki kendaraan angkut udara sejenis helicopter baru. Helicopter tersebut berjenis Agusta Westland AW-101. Helikopter ini termasuk kendaraan eksklusif alias VVIP.
Kepala Dinas Penerangan TNI-AU Marsma Dwi Badarmantyo menjelaskan pengadaan helicopter VVIP ini dilakukan oleh TNI-AU dan sudah masuk dalam Rencana Strategis TNI-AU 2015-2019.
"Kita sudah proses pemesanan, nanti sekitar bulan April 2016 kita harapkan akan datang satu helicopter pesanan kita," ungkap Dwi saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (24/11/2015).
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskan Dwi, Agusta Westland AW-101 ini dibeli untuk menggantikan helicopter jenis Super Puma yang selama ini digunakan untuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jika berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.
Agusta Westland adalah perusahaan pembuat beberapa jenis helicopter yang berbasis di Itali. Sementara perusahaan ini merupakan bentuk dari join venture antara Itali dan Inggris.
Dwi menambahkan AW-101 made in Itali ini dipilih setelah melalui beberapa proses seleksi yang dilakukan TNI-AU. AW-101 dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni untuk pengamanan kelas VVIP. Selain itu, tipe tersebut diklaim juga lebih nyaman.
Bukan tanpa alasan TNI-AU melakukan penggantian fasilitas VVIP tersebut. Dikatakan Dwi, saat ini kondisi helicopter Super Puma sudah memasuki usia rata-rata 25 tahun, dan ini sangat memengaruhi aspek keselamatan dan pengamanan VVIP.
Nantinya AW-101 ini akan dioperasikan oleh Skuadron Udara 45 VVIP yang bermarkan di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sesuai renstra TNI-AU 2015-2019, Skuadron Udara 45 VVIP ditargetkan mampu mendatangkan AW-101 sebanyak 6 helicopter.
"Jadi kan tahun depan 1 helicopter datang, terus tahun berikutnya 2, dan seterusnya, sampai nanti tahun 2019 kita punya 6 helicopter, tapi itu tetap tergantung kepada anggaran TNI-AU yang disetujui," papar Dwi.
Saat ini, Skuadron 45 mengoperasikan helikopter kepresidenan jenis Super Puma buatan Perancis yang dirakit di PT Dirgantara Indonesia tahun 1980-an.
Selama ini, Skuadron Udara 45 yang dibentuk sejak tahun 2011 mengoperasikan lima helikopter Super Puma. Mereka sebelumnya tergabung dalam Skuadron Udara 17 VVIP yang mengoperasikan pesawat fixed wing dan rotary wing (helikopter).
Peremajaan helikopter itu sejalan dengan pengadaan heli serbu AH-64 Apache untuk TNI Angkatan Darat dan helikopter anti kapal selam untuk TNI Angkatan Laut. (Yas/Zul)