Sukses

Harga Emas Susut Dipicu Penguatan Dolar AS

Data ekonomi AS memberikan harapan kenaikan suku bunga Federal Reserve akan berlangsung bulan depan.

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia turun tepat berada di atas level terendah dalam hampir enam tahun, tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS), setelah data ekonomi AS memberikan harapan kenaikan suku bunga Federal Reserve akan berlangsung bulan depan.

Output manufaktur AS naik jauh di atas ekspektasi ekonom pada bulan Oktober dan merupakan ukuran jika rencana investasi bisnis meningkat.

Harga spot emas turun 0,4 persen menjadi US$ 1.070,46 per ounce, tidak  terlalu jauh dari posisi terendah dalam enam tahun sebesar US$ 1.064,95 per ounce pada pekan lalu.

Harga emas AS untuk pengiriman Desember menetap 0,4 persen pada posisi US$ 1.070 per ounce karena dolar menguat dari kerugian pada hari Selasa dan naik sebanyak 0,7 persen terhadap sekeranjang mata uang. Hal ini membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

 

Pada hari Selasa, harga emas sempat naik 1 persen setelah berita adanya insiden penembakan jatuh jet Rusia dekat perbatasan Suriah oleh Turki.

Para pedagang menilai transaksi akan relatif tenang menjelang liburan Thanksgiving pada Kamis.

"Ketegangan antara Turki-Rusia hanya memberikan dampak terbatas dan sekarang emas kembali pada tren menurun yang terutama disebabkan dolar dan harapan kenaikan suku bunga," kata Analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Selain itu dia mengatakan, ketidakpastian sebelum pertemuan The Fed berikutnya akan membuat harga emas masih bisa lebih rendah dalam beberapa minggu ke depan.

Emas terus tertekan seiring meningkatnya prediksi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga AS bulan depan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Sementara harga Perak turun 0,4 persen menjadi US$ 14,14 per ounce, setelah mencapai titik terendah dalam enam tahun pada hari Senin sebesar US$ 13,86 per ounce.(Nrm/Zul)


Video Terkini