Sukses

Klaim Tak Impor Beras, Mentan Minta Data Pangan Tak Diperdebatkan

Menurut Mentan yang terpenting saat ini adalah hasil yang dicapai pemerintah selama 1 tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta agar perdebatan soal kebenaran data pangan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak dibesar-besarkan.

Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah hasil yang dicapai pemerintah selama 1 tahun terakhir masa pemerintahan yang diklaim tidak ada impor beras.

"Data pangan janganlah dibesar-besarkan. Yang penting adalah 1 tahun pemerintahan tidak ada impor, surplus kan?," ujarnya usai menghadiri 11th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua Bali, Jumat (27/11/2015).

Amran mengatakan, jika ada kesalahan dalam pengumpulan dan penyajian data maka Kementan akan mengevaluasi dan memperbaiki data tersebut. Dia berharap hal-hal seperti ini tidak dibesar-besarkan.

"Jadi jangan lagi diperdebatkan yang kecil-kecil seperti beras plastik dulu, apa hasilnya?. Nggak ada untungnya. Mari kita kerja, kerja, kerja. Data kita perbaiki," lanjut dia.

Amran juga memastikan, selama ini pemerintah telah bekerja keras meningkatkan produksi pangan, khususnya beras. Dan hasilnya, pemerintah tidak melakukan impor dalam 1 tahun masa pemerintahan meski ada ancaman Elnino.

"Kita bandingkan Elnino 1988 kita impor 7 juta, di saat itu penduduk 200 juta, sekarang penduduk 250 juta. Kalau kita interpelasi kita harus impor 9 juta-10 juta, tapi tidak ada impor. Betapa kerasnya upaya pemerintah, kami membentuk upsus (upaya khusus), sampai hari ini masih ada stok," tandasnya.

Sedikit beda perihal impor beras, Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya, mengaku jika beras impor telah masuk ke Indonesia. Salah satunya sudah masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. Bongkar muat beras-beras itu sedang berlangsung hingga saat ini.
 
"Sudah. Pergi lihat pelabuhan kalau tidak percaya. Pergi lihat pelabuhan saja, di banyak pelabuhan bukan hanya Jakarta, di tempat lain. Demi rakyat," ujar JK.
 
JK menjelaskan impor beras tidak bisa dihindari karena berbagai macam faktor. Mulai faktor cuaca yang disebabkan oleh El Nino dan faktor ketidaksiapan infrastruktur pertanian. Ia juga mengatakan jangan sampai demi pencitraan malah tidak dilakukan impor dan rakyat jadi korban.
 
"‎Bukan demi hanya satu orang untuk jaga citra, tidak! Demi menjaga jangan harga beras naik. Karena data BPS itu susah dipertanggungjawabkan, ya‎," ujar dia.
 
Berdasarkan informasi yang didapatkan Liputan6.com, kapal Vietnam pengangkut beras impor sudah tiba di Indonesia sejak Jumat, 6 November lalu.
 
Dari kapal tersebut sudah turun beras impor sebanyak 27 ribu ton. Hari ini, Rabu, 11 November, bongkar muat atas beras tersebut akan selesai dan kapal akan meninggalkan dermaga Pelabuhan Tanjung Priok‎.(Dny/Nrm)

Â