Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak ingin mencampuri rencana pelepasan saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang dikabarkan dibeli pengusaha nasional Arifin Panigoro.
Menteri ESDM Sudirman Said mengaku sudah diajak bicara direksi PT NNT dan pihak pembeli saham tersebut sekitar 4 bulan lalu.
"Baik Newmont maupun pemegang saham baru sudah berkomunikasi dengan ESDM," kata Sudirman di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Meski diajak berbicara, Menurut Sudirman pihaknya tidak akan mencampuri urusan tersebut, karena sudah menjadi ranah bisnis.
Hal yang dilakukan instansinya sebagai operator hanyalah mengontrol agar proses pelepasan saham sesuai dengan aturan.
Baca Juga
"Kan mereka memang harus berkomunikasi. Tapi detilnya urusan bisnis to bisnis. Tugas kita menjaga supaya seluruh aturannya dipenuhi. Jadi nggak ada yang luar biasa," tutur dia.
Ketika ditanyakan pembeli dan besaran saham yang dilepas oleh perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, Sudirman enggan mengungkapkan, seraya menegaskan seluruh aspek harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
"Sayan nggak tahu. Itu urusan bisnis ke bisnis. Kalau seluruh aspek regulasi dipenuhi ya kita nggak boleh ikut campur," ungkap Sudirman.
Advertisement
Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli memuji langkah pengusaha nasional Arifin Panigoro yang mengambil alih 76 persen saham Newmont senilai US$2,2 miliar.
Arifin juga sudah menyatakan komitmennya membantu pengembangan Labuhan Bajo, NTT, dan Lombok, NTB, sebagai destinasi andalan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).
“Inisiatif pak Airifin mengakuisisi Newmont sangat bagus. Ini membuktikan bahwa kekuatan nasional mampu membeli dan mengelola pertambangan besar. Ini penting, karena selama ini selalu didengung-dengungkan seolah-olah kita tidak mampu,” ujar Rizal Ramli.
Menurut Menko Rizal Ramli, hal lain yang membanggakan dari langkah ini, yaitu Arifin sudah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan. Salah satunya adalah komitmennya untuk membangun smelter (pemurnian) yang bisa meningkatkan nilai tambah hasil tambang.
Terkait pembangunan smelter, Arifin menyatakan pihaknya akan langsung mengerjakan pembangunannya begitu proses akusisi tuntas. Diharapkan semua soal teknis akuisisi bisa tuntas pada akhir Desember. Dengan demikian, pembangunan smelter bisa dikerjakan pada awal tahun depan.(Pew/Nrm)