Sukses

Asia Timur dan ASEAN Terancam Defisit Pangan di 2025

Ini terjadi meski beberapa negara terus menggalakkan program swasembada pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Semangat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat swasembada pangan nampaknya bukan tanpa alasan. Pasalnya tak hanya Indonesia yang terancam defisit pangan, namun kawasan Asia diprediksi akan mengalami hal yang sama di 2025.

Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) yanng mengutip data Bank Dunia memperkirakan pada tahun 2025, kawasan Asia Timur dan ASEAN masih akan mengalami defisit pangan. Ini terjadi meski beberapa negara terus menggalakkan program swasembada pangan.

"Asia Timur dan Asia Tenggara akan mengalami defisit pangan mencapai 126 juta ton. Sementara Asia Selatan juga mengalami defisit sebesar 46 juta ton," kata Arif Satria di Jakarta, Sabtu (28/11/2015).

Arif mengingatkan, peringatan Bank Dunia ini perlu menjadi perhatian bagi para petani dan pemerintah Indonesia, terutama bagi komoditas utama seperti beras. Diharapkan, akan terus ada inovasi dari para petani dengan dukungan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Di Indonesia, menurut Arif, produksi beras pada 2014 tercatat sebesar 70,8 juta ton gabah kering‎ giling. Sementara angka ramalan capaian pada 2015, adalah sebesar 75,55 juta ton gabah giling. Ini menunjukkan adanya kenaikan hingga 6,65 persen.

"Namun di tengah optimisme terhadap surplus produksi 10 juta ton, ternyata kita telah mengimpor 1,5 juta ton, ada apa dengan fenomena ini?," tegas Arif.

Dia pun berharap pemerintah menjadi regulator yang solid dan kompak sehingga mampu mengambil kebijakan pangan.

"Namun jelas, di tengah simpang siur kebijakan produksi dan perdagangan ini khususnya beras, pemerintah perlu segera membenahi sistem data pertanian agar lebih akurat sehingga kebijakan yang diambil pun tepat," tutup dia. (Yas/Nrm)

Video Terkini