Sukses

Dolar AS Merosot, Harga Emas Naik 1%

Investor masih mewaspadai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat pada Desember.

Liputan6.com, Singapura - Harga emas melonjak hampir satu persen pada perdagangan Selasa pekan ini didorong dolar Amerika Serikat (AS) melemah dari level tertinggi bulanan.

Di pasar spot, harga emas naik ke level tertinggi US$ 1.074,34 per ounce. Harga emas sempat bergerak di kisaran US$ 1.071,40 per ounce. Penguatan harga emas ini ditopang dari dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya setelah mencapai level tertinggi dalam delapan bulan.

Analis menilai, para pelaku pasar terutama spekulan memegang emas dalam jangka pendek seiring mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS. Hal ini dapat membantu harga emas dalam waktu dekat.

"Harga emas berpotensi menguat terutama jika permintaan fisik tetap kuat di pasar negara berkembang," ujar Analis HSBC James Steel, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/12/2105).

Akan tetapi, sentimen yang mempengaruhi harga emas pada pekan ini terutama dari hasil pertemuan bank sentral Eropa pada Kamis pekan ini dan data tenaga kerja AS pada Jumat.

"Jika harga dapat bertahan di atas level US$ 1.070, keuntungan dapat dilihat," ujar Trader grup MKS, James Gardiner.

Hal senada disebutkan dalam riset www.fortisasiafutures.com. Investor masih mewaspadai rencana bank sentral AS yang akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini.

Harga emas terpantau bergerak datar, dan harga sekarang masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian.

"Harga tersebut masih berpeluang melemah. Stochastic masih berada di area jenuh jual. Resistance dan support berada di harga US$ 1.069,30-US$ 1.055,30," tulis riset itu. (Ahm/Igw)