Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan Indonesia akan mencetak inflasi di bawah 4 persen pada tahun ini. Proyeksi tersebut dapat membawa target inflasi pemerintah sebesar 5 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 tercapai.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, inflasi pada Desember ini kecil kemungkinan akan naik meski ada momen natal dan tahun baru. Alasannya karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di November 2014 akan hilang pada akhir tahun.
Baca Juga
"Susah sekarang inflasi tinggi di Desember ini karena efek dari kenaikan BBM pada tahun lalu akan hilang di akhir tahun. Jadi target tercapai, inflasi tidak akan sampai 4 persen di 2015. Pokoknya kita akan happy-lah di akhir tahun ini," jelas Sasmito di kantornya, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Advertisement
Kekhawatiran mengenai kenaikan harga beras, ia mengaku pemerintah sudah mengantisipasi dengan cadangan beras memadai di gudang Perum Bulog, walaupun ada musim paceklik. Beras tersebut, selain dari dalam negeri, juga berasal dari impor Vietnam.
Data BPS menunjukkan, perubahan rata-rata harga beras di periode November ini terhadap Oktober 2015, di tingkat petani naik 3,38 persen, beras di penggilingan 3,47 persen, di tingkat grosir beras naik 1,76 persen dan kenaikan 0,55 persen oleh pedagang eceran.
"Kenaikan harga beras di pedagang eceran kecil, karena kalau naiknya tinggi, maka bisa dibom Bulog dengan intervensi pasar. Jadi mereka mau jual beras mahal pasti mikir-mikir," terang Sasmito.
Untuk diketahui, realisasi inflasi mencapai 0,21 persen pada November 2015. Kondisi ini berbeda dengan realisasi Oktober 2015 yang terjadi deflasi 0,08 persen.
Penyumbang Inflasi
Penyumbang inflasi di bulan kesebelas ini, antara lain :
1. Beras
Kenaikan harga beras tidak terlampau tajam sebesar 0,55 persen di tingkat konsumen. Sementara di tingkat petani naiknya sudah lebih dari 3 persen. Andil inflasi dari kenaikan harga beras 0,02 persen. Inflasi tertinggi di Batam 11 persen, Meulaboh dan Bukitinggi naik 8 persen.
2. Daging Ayam Ras.
Perubahan harga ayam ras 1,69 persen dengan andil inflasi 0,02 persen. Terjadi karena kurangnya pasokan dan by design dari pemerintah untuk mestabilkan harga ayam di tingkat produsen. Sebanyak 56 kota IHK mengalami kenaikan harga, tertinggi di Palangkayara 21 persen.
3. Rokok Kretek Filter
Kenaikan harganya 1,16 persen dengan andil inflasi 0,02 persen. Penyebabnya karena dampak dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20 Tahun 2014 tentang pungutan cukai 2016 yang seharusnya dibayar mulai Januari atau Februari tahun depan, dibayarkan Desember 2015. Selain itu, pemerintah berencana menaikkan target cukai rokok dan pajaknya di 2016.
Pihak produsen dan penjual rokok sudah mengantisipasi dengan melakukan penyesuaian harga rokok kretek filter sehingga tidak ada pilihan lain bagi para perokok untuk membeli dengan harga lebih mahal. Sebanyak 57 kota IHK mengalami kenaikan harga rokok kretek, tertinggi di Merauke 6 persen dan Sibolga serta Tangerang masing-masing 5 persen.
4. Tarif Sewa Rumah dan Kontrak Rumah
Kenaikan harga 0,22 persen (kontrak) dan 0,25 persen (sewa). Masing-masing andilnya 0,01 persen. Disebabkan naiknya biaya perawatan rumah. Paling tinggi kenaikan tarif di Cilacap 3 persen untuk kontrak rumah, dan padang 2 persen. Kenaikan sewa rumah tertinggi di Pontianak 2 persen
5. Upah Tukang Bukan Mandor
Perubahan harganya mencapai 0,25 persen dengan andil inflasi 0,01 persen. Kenaikan harga terjadi di 5 kota IHK. Tertinggi di Serang 28 persen dan Merauke 13 persen
6. Tarif Angkutan Udara
Perubahan harga mencapai 0,25 persen dengan andil inflasi 0,01 persen. Penyebabnya, karena peningkatan jasa angkutan udara sebagai dampak dari pengaruh asap. Terjadi kenaikan di 18 kota IHK, tertinggi di Bau-bau 24 persen dan Tual 14 persen.
7. Kenaikan Tarif Jalan Tol
Perubahan harganya mencapai rata-rata 11,54 persen dengan andil 0,01 persen. Ini akibat dari kenaikan tarif 15 ruas jalan tol yang berlaku mulai 1 November 2015. Sebanyak 12 kota IHK mengalami kenaikan, tertinggi di Semarang 25 persen dan Medan 24 persen.
Penghambat utama inflasi :
1. Penurunan Harga Emas Perhiasan,
Perubahan harga mencapai minus 2,64 persen dengan andil inflasi minus 0,3 persen. Jika satu rumah tangga belanjanya Rp 1 juta per bulan, maka sekitar Rp 11 ribu lebih untuk membeli emas.
Penurunan harga karena menyesuaikan harga emas dunia. Terjadi penurunan di 72 kota IHK, paling tinggi di Malang 11 persen, Palu dan Ternate masing-masing 8 persen. (Fik/Zul)
Advertisement