Sukses

Situs ini Rangkul Masyarakat Pelosok Supaya Melek Keuangan

Pengunjung Cekaja.com tahun ini mencapai 10 juta pengunjung.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi Cekaja.com berkomitmen untuk memperdalam literasi keuangan hingga pelosok Indonesia. Hal itu menjadi salah satu alasan yang mendasari perusahaan tersebut bergerak di sektor finansial.

Untuk menjalankan usahanya, Cekaja.com membantu masyarakat mendapatkan fasilitas keuangan seperti kredit, asuransi dan keuangan syariah secara online dengan menggandeng mitra yang bergerak di sektor tersebut.

COO Cekaja.com, Best Donald Syahril mengatakan, konsep yang ditawarkan perusahaan seperti supermarket. Jadi, konsumen memilih produk yang diinginkan. Dia menambahkan, dengan layanan online semua masyarakat bisa menjangkau produk keuangan tanpa mendatangi kantor perusahaan.


"Seperti yang dijelaskan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berapa yang disentuh perbankan, pertanyaan selanjutnya adalah berapa bank yang punya cabang ke pelosok? Dan untuk buka cabang butuh biaya. Itu juga pertanyaan menarik. Idealnya portal finansial seperti Cekaja.com. Bank tak perlu buka daerah terpencil," kata dia di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

CEO Cekaja.com John Patrick Ellis mengatakan, pengungjung Cekaja.com tahun ini mencapai 10 juta pengunjung. Adapun komposisinya sebanyak 70 persen produk perbankan dan sisanya produksi asuransi. Namun begitu, pihaknya enggan membeberkan nominal pengunjung yang akhirnya merealisasikan produk keuangan tersebut.

Tahun depan, dia menargetkan 30 juta pengunjung. Target yang drastis bakal dicapai perusahaan. Menurutnya, itu bukan hal yang mustahil mengingat pengguna internet Indonesia melesat tajam.

"Kami perbulan di atas 70 persen, 3 kalilipat tidak terlalu susah," katanya.

Patrick juga menuturkan, untuk keamanan pun tak terlalu khawatir karena memiliki sistem yang kuat. Seterusnya, dia juga memiliki sistem untuk melakukan validasi dan kelaikannya calon nasabah.

Terpenting, menurut dia Cekaja.com bisa mendorong perekonomian di seluruh wilayah Indonesia.

"Saya punya pengalaman desa di Flores, terpencil pernah alami betapa sulitnya tinggal disana. Teknologi bukan hanya tinggal di Jakarta atau Surabaya, juga masyarakat lain lebih maju. Agar terlindungi asuransi, UKM memperbesar usaha. Itu visi misi kami," tandas dia.