Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dan PT PLN (Persero) disarankan untuk membuat tabungan tarif listrik, agar tarif tetap stabil ketika formula pembentukan harganya sedang bergejolak.
Pengamat energi Herman Darnel mengatakan, tabungan tarif listrik tersebut berasal dari tarif yang tidak diubah ketika tiga indikator pembentukan harga, yaitu kurs dolar Amerika Serikat (AS), harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), dan inflasi menurun. Dengan demikian, kelebihan dari tarif tersebut masuk dalam tabungan.
"Harga dipatok pada level tertentu supaya rata ketika komponen turun ditabung dulu," kata Herman, di Jakarta, Senin (7/12/2015).
Herman mengungkapkan, ketika tiga indikator pembentukan tarif tersebut naik, tabungan tersebut akan menutupi selisih harga yang ditetapkan dengan harga sebenarnya karena kenaikan, seperti sistem subsidi.
Baca Juga
Dengan begitu, harga listrik akan tetap stabil sehingga tidak memberatkan masyarakat dan pelaku usaha.
"Ketika naik dimasukan. Poin penting adalah menstabilkan harga. Tabungan subsidi supaya harga stabil," tuturnya.
Menurut Herman, jika Indonesia ingin menjadi negara industri, harusnya tarif listrik dibuat stabil. Hal ini akan mempermudah perencanaan biaya perusahaan.
"Negara industri khususnya, penting menjaga harga listrik stabil karena industri terikat ekspor jangka panjang. Kalau kontrak jangka panjang lalu harga berubah, akan bisa menimbulkan masalah," pungkasnya. (Pew/Ndw)*
Advertisement