Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus mendorong para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Purna berkarya di Tanah Air. Salah satu langkah nyata yang dilakukan oleh BNP2TKI adalah dengan membuat sentral usaha bagi para TKI Purna.
Deputi Perlindungan BNP2TKI, Lisna Y Poeloengan mengatakan, BNP2TKI pada Minggu (6/12/2015) kemarin meresmikan Sentra Usaha Produktif TKI Purna yang diselenggarakan oleh BNP2TKI dan BP3TKI Manado yang berlokasi di Taman Wisata Eman Desa Sonder, Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa.
Sentra usaha produktif tersebut merupakan refleksi dari keberhasilan pemanfaatan Remitansi TKI yang bekerja di luar negeri dengan harapan dapat meningkatkan ekonomi produktif baik untuk TKI Purna, keluarga dan masyarakat sekitar. "Selain itu dapat menjadi wadah bagi TKI Purna untuk bisa berkarya membangun desa," kata Lisna seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (7/12/2015).
Baca Juga
Lisna melanjutkan, Kabupaten Minahasa memiliki SDA berupa buah kelapa yang sangat melimpah. Sehingga dijadikan potensi bagi TKI Purna dan keluarga di kecamatan Sonder untuk mengembangkan usaha Nata De Coco dan kue berbahan baku kelapa.
"Semoga semakin banyak daerah lain terinspirasi, termotivasi serta mampu mengembangkan kegiatan ekonomi produktif dengan memanfaatkan SDA yang tersedia sebagai sumber penghasilan berkelanjutan di daerah," tambahnya.
Lisna berharap, pemerintah kabupaten Minahasa dan pemangku kepentingan lainnya dapat memberikan pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan bagi Sentra Usaha TKI Purna ini.
Jumlah TKI Purna di Manado setidaknya mencapai 400 orang yang sebelumnya bekerja di Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan Australia. Beberapa TKI tersebut telah memiliki usaha di berbagai sektor diantaranya adalah mebel dan rumah makan.
Selain meresmikan Sentral Usaha Produktif, BNP2TKI dan Pemerintah kabupaten Minahasa juga menandatangani nota kesepahaman terkait pembinaan pengembangan pemberdayaan TKI Purna.
Dalam memberdayakan TKI Purna, Lisna menggagas konsep One Village One Product (Satu Desa Satu Produk ) sebagai upaya mengoptimalkan usaha-usaha produktif di desa, terutama bagi TKI Purna dan keluarganya.
“Konsep One Village One Product ini meniru Thailand. Dimana dengan berfokus pada kearifan local dan dukungan pemerintah daerah terbukti mampu meningkatkan kemandirian dan menggerakkan perekonomian daerah.Jika melihat potensi yang tersedia, saya yakin Indonesia juga bisa melakukannya” pungkasnya. (Gdn/Nrm)