Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat telah menghemat US$ 214,62 juta atau sekitar Rp 2,98 triliun (asumsi kurs Rp 13.983 per dolar Amerika Serikat) dari pengawasan ketat serah terima‎ minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Koordinator Proyek Tim Pembenahan Tata kelola Arus Minyak Faisal Yusra mengatakan, pengawasan ketat serah terima minyak telah dilakukan timnya sejak Maret 2015.
Baca Juga
Tim tersebut dibentuk guna mendukung program lima pilar Pertamina yang dicanangkan oleh direksi baru di bawah kepemimpinan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Advertisement
"Direksi menyampaikan 5 pilar strategis, saya menyampaikan bahwa pekerja Pertamina dengan berbangga hati bisa efisiensi," kata Faisal, di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Baca Juga
Faisal mengungkapkan, pengawasan ketat proses serah terima minyak mentah dan BBM menghasilkan penghematan yang cukup signifikan yaitu mencapai Rp 3 triliun.
‎
"Saya menyampaikan bahwa pekerja Pertamina dengan berbangga hati bisa efisiensi menghasilkan Rp 3 triliun dari proses serah terima minyak," tutur Faisal.
Faisal menuturkan, mengawasi proses serah terima minyak tidak mudah karena banyak pihak yang terlibat dan kerumitan perhitungan. Dalam proses serah terima minyak ada empat pihak, yaitu pengirim, penerima, alat angkut transpotasi, dan ada pihak lain pengendali proses yang disebut surveyour.
"Bagian proses serah terima minyak sangat kompleks, mulai cari minyak dan gas, minyak mentah dibawa ke kilang, masuk proses kita hitung sangat amat rumit. Jadi kompleks perbedaan perhitungan," pungkas dia. (Pew/Ahm)
** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6